Kab SambasKalbar

Jokowi Minta Pos Perbatasan Negara di Sambas Jadi Pusat Ekonomi

×

Jokowi Minta Pos Perbatasan Negara di Sambas Jadi Pusat Ekonomi

Sebarkan artikel ini
Jokowi memantau PLBN Nanga Badau. (Foto: Dok. Biro Pers Istana)
Sambas, BorneOneTV – Presiden Joko Widodo meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Presiden berharap pos perbatasan ini dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.
“Kemarin saya meresmikan Pos Lintas Batas di Badau, saya telah meresmikan 3 bulan yang lalu di Entikong. Pada hari ini kita resmikan lagi pos lintas batas di Aruk, Kabupaten Sambas,” kata Presiden di PLBN Aruk, Kabupaten Sambas, Jumat (17/3) seperti dilansir dari kumparan.com.
PLBN Aruk merupakan satu dari tiga titik PLBN Terpadu di Kalimantan Barat selain PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau dan PLBN Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu yang menjadi titik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
“Tiga PLBN ini kita bangun dengan desain yang megah, semuanya berada di Kalimantan Barat. Sampai hari ini saya sudah 7 kali ke Kalimantan Barat, yang lain kadang-kadang baru 1-2, ini sudah tujuh. Saya ingin titip pos lintas batas negara yang ada di Aruk ini agar betul-betul digunakan masyarakat untuk pusat pertumbuhan ekonomi yang baru,” kata Presiden.
Jokowi melihat peresmian PLBN Nanga Badau. (Foto: Dok. Biro Pers Istana)

 

Jokowi meminta agar pos perbatasan tidak hanya jadi simbol kantor instansi pemerintah. Masyarakat Kabupaten Sambas, kata dia, harus diuntungkan secara ekonomi dengan pembangunan PLBN tersebut.
“Jangan hanya sebatas ini digunakan kantor imigrasi, kantor karantina, kantor bea cukai, tidak seperti itu. Harusnya masyarakat bisa memanfaatkan pos lintas batas ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sambas,” ungkap Presiden.
Luas total bangunan PLBN Aruk adalah 2,9 ribu meter persegi di lahan seluas 9,1 hektare yang terdiri atas bangunan utama, bangunan pemeriksaaan terpadu, rumah pompa dan genset, bangunan gudang sita, car wash, check point dan bangunan lain.
Pembangunan masih akan berlanjut seluas 4,44 ribu meter persegi untuk mess pegawai, rest area, pasar perbatasan, dan gedung serbaguna.
Bentuk bangunan PLBN Aruk mengadaptasi arsitektur tradisional Suku Dayak Kalimantan yaitu Rumah Panjang. Ornamen bangunan utama PLBN mengadaptasi corak ukiran tradisional dayak.
Bila pembangunan berjalan lancar, diproyeksikan jumlah pelintas PLBN Aruk per hari pada 2020 mencapai 240 orang dan 120 kendaraan. (kumparan.com/Biro Pers Istana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *