Pontianak, BorneOneTV – Memperingati Hari Autis Sedunia di Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Minggu (2/4), berbagai penampilan kesenian dan budaya dibawakan oleh anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Pontianak.
Misalnya saja Rizky, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Asih ini mampu memukau seluruh yang hadir, termasuk orang nomor satu kota Pontianak Sutarmidji yang ikut berduet dengannya menyanyikan lagu “bunda” karya Melly Goeslaw.
Selain itu, ada juga Fathur, salah seorang siswa dari UPTD Autis Center yang sempat membuat Wali Kota Sutarmidji terkesima saat membacakan puisi menyuarakan terima kasihnya kepada orangtua dan guru-gurunya.
Dalam kesempatan itu, Wali kota Pontianak Sutarmidji mengatakan, dibutuhkan kesabaran yang penuh dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak hanya itu, kasih sayang juga menjadi bagian terpenting bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Bahkan dari sisi kecerdasan, ada anak berkebutuhan khusus yang kemampuannya melebihi dari anak-anak biasa.
“Hanya sekarang bagaimana melakukan terapi terhadap anak tersebut dengan metode yang tepat,” ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah memiliki Autis Center. Wali Kota dua periode itu meminta pihak UPTD Autis Center bersinergi dengan yayasan atau lembaga pendidikan lainnya yang memberikan penanganan anak berkebutuhan khusus. Keberadaan Autis Center ini diharapkan terus dikembangkan, baik itu terkait kebutuhan yang diperlukan Autis Center maupun model penanganan yang perlu diterapkan.
“Saya maunya para pakar dan orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus, angkat bicara apa yang masih perlu dipenuhi dan disiapkan oleh Pemkot,” ungkap Sutarmidji.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menambahkan, penanganan anak-anak berkebutuhan khusus sudah harus dilakukan sejak dini supaya kualitas mereka meningkat. Karenanya, dibutuhkan kesabaran dan peningkatan kualitas dari guru-guru yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
“Mereka juga punya kelebihan di bidang lain, itu harus dikembangkan supaya mereka bisa mandiri,” tuturnya.
Edi menjelaskan, bila si anak memiliki keahlian dan bisa mengembangkan kekhususannya, bukan tidak mungkin terbuka peluang pekerjaan di tempat-tempat tertentu. Semua memiliki peluang sepanjang mereka bisa mengaplikasikan keahliannya di tempat yang menyatu dengan masyarakat.
“Misalnya melukis, menari dan keahlian lainnya,” imbuh Edi.
Dibagian lain, Kepala UPTD Autis Center, Ismi Ardani menuturkan, dalam rangka Hari Autis Sedunia, pihaknya menggelar kegiatan melukis secara massal di bentangan spanduk putih yang diikuti anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Pontianak.
“Peringatan Hari Autis Sedunia mengusung tema Mewarnai Dunia,” katanya.
Ismi menjelaskan, Autis Center yang dimiliki Pemkot Pontianak saat ini jumlah anak yang diterapi pihaknya tahun 2017 ini sebanyak 90 anak. Sementara sebanyak 88 orang masih masuk dalam daftar tunggu.
“Mereka nanti baru mulai masuk pada bulan Juli ini,” terangnya.
Sedangkan terkait sarana dan prasarana, dikatakannya, sudah cukup lengkap. Namun yang masih menjadi kendala pihaknya adalah keterbatasan SDM-nya. Sejatinya, paling tidak butuh 20 orang terapis untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di Autis Center.
“Tapi bisa kita siasati dengan mengatur jadwal. Saat ini hanya ada enam orang terapis. 90 anak bisa kita kelola dengan baik,” jelasnya.
Ruang yang dimiliki Autis Center sangat besar. Begitu pula ruang terapi yang disediakan pun sangat nyaman. Di UPTD yang dipimpin Ismi, tidak hanya diisi oleh anak-anak penyandang autis, tetapi ada pula daun sindrom, tuna grahita dan lainnya.
“Jenis layanan kita banyak dan alat-alat juga lengkap,” pungkasnya. (Budi)
Atraksi Anak Berkebutuhan Khusus Pukau Wali Kota Pontianak
