BorneOneTV – Pemandangan menyentuh di sebuah universitas di Inggris menjadi viral di media sosial. Dalam foto-foto yang tersebar, tampak para mahasiswa membentuk barikade manusia melindungi umat Islam yang tengah sholat, dikutip BorneOneTV dari kumparan.com.
Peristiwa ini terjadi di University of East Anglia (UEA), Norwich, pada pekan lalu. Para mahasiswa membentuk rantai manusia yang melingkar sebagai barikade, sementara di tengah-tengah, sekumpulan mahasiswa Muslim tengah salat.
Today a prayer in the square is taking place in respone to UEA's removal of Muslim prayer space on campus https://t.co/x8VKvVMf9T pic.twitter.com/QMgLZ7zXOa
— UEA Students Union (@UnionUEA) May 19, 2017
Foto-foto tersebut tersebar dan menjadi viral di Twitter. Para mahasiswa juga membawa poster yang di antaranya bertuliskan “Kami hanya beribadah.”
Mengutip Huffington Post peristiwa itu adalah bentuk protes terhadap penutupan musala oleh pihak kampus sepekan sebelum bulan Ramadhan. Sebelumnya ada ruangan kecil yang diperuntukkan bagi 600 mahasiswa Muslim untuk salat, namun ditutup dan dijadikan koridor perpustakaan.
Supporting our Muslim colleagues in their mission to protect their prayer room #saveourspace pic.twitter.com/NIs6ErhbDJ
— Adam Kennerley (@Adam_Kennerley) May 19, 2017
Para mahasiswa memprotes keputusan kampus itu. Menurut mereka, tindakan UEA adalah bentuk pengabaian terhadap kebutuhan beribadah mahasiswa. Selain itu, mushala diubah menjadi ruangan yang tidak dibutuhkan keberadaannya.
Pihak kampus memberikan ruang ibadah bersama untuk para mahasiswa Muslim. Namun ruangan itu dirasa tidak cukup menampung mahasiswa untuk beribadah lima kali sehari.
Proud of my uni for coming together today to support the muslims who prayed outside to protest their facilities being shut #SaveOurSpace pic.twitter.com/dK2M374R1t
— Tai Rachel (@taiwhoa) May 19, 2017
Sebuah petisi protes telah ditandatangani oleh 4.000 orang dalam waktu dua hari. Dalam petisi itu, mahasiswa Muslim mengaku didiskriminasi oleh pihak kampus.
Sebelumnya mahasiswa Muslim harus memiliki kartu identitas keagamaan untuk mengakses mushala, tidak demikian dengan ruang ibadah mahasiswa beragama lain. Penutupan mushala juga tidak dirundingkan dulu dengan mahasiswa Muslim dan dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Aksi protes akan terus dilakukan hingga pihak kampus memberikan solusi yang memuaskan mahasiswa Muslim. (kumparan)