Operasi Pasar Tidak Tepat Sasaran, Importir Jual Bawang Putih ke Spekulan

BorneOneTV – Operasi Pasar bawang putih yang digelar oleh Kementerian Perdagangan RI melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) bekerjasama dengan PT. Fajar Mulia Transindo dan PT. Citra Gemini Mulya di pasar tradisional flamboyan, Jalan Gajahmada, Pontianak (06/06) tak efektif dan tepat sasaran.

Berdasarkan pantauan BorneOneTV di lapangan, bazar bawang putih yang digelar dalam operasi pasar untuk kedua kalinya selama bulan ramadhan itu, sebagian besar habis terjual ke para pedagang atau spekulan daripada ke masyarakat setempat, karena perusahaan yang mengimport bawang putih di Kalbar yakni PT. Fajar Mulia Transindo sebagai perusahaan perwakilan importir PT. Citra Gemini Mulya asal Surabaya lebih memprioritaskan kepada para pedagang sebagai target penjualannya. Padahal tujuan digelarnya operasi bawang putih adalah untuk menekan harga pasaran bawang putih di pasaran, yang melambung tinggi hingga berkisar mencapai Rp 80 Ribu perkilogramnya, akibat adanya penimbunan bawang putih yang dilakukan oleh oknum para pedagang atau spekulan. Faktanya sejak hari pertama mulai diberlakukannya operasi bawang putih di pasar tradisional kalbar, harga pasaran bawang putih masih belum stabil, diperkirakan harga bawang putih akan terus melambung tinggi apabila mekanisme dan metode penjualannya tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Para pedagang berbondong-bondong membeli bawang putih di pasar flamboyan. Foto : Tut Wuri

Menurut Muhammad Ridwan, SH, MH, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Kalbar yang dihubungi BorneOneTV via seluler, mengatakan bahwa operasi pasar bawang putih lebih ditujukan kepada pedagang dari pada masyarakat. “Bukanya tidak tepat sasaran, namun filisofinya dari pedagang inilah nantinya diharapkan bisa menjual bawang putih dengan harga murah ke masyarakat”, ungkapnya.

Ridwan menjelaskan pada hari kedua ini stok bawang putih yang disiapkan sebanyak 50 ton dan operasi pasar pun akan terus dilakukan sampai saat menjelang hari raya idul fitri. “Dalam hal ini kami turut memantau langsung stabilitas harga di pasar tradisional dan kami optimis bahwa harga sembako akan stabil menjelang idul fitri nanti,” ungkapnya.

Sebagian besar para pedagang antri untuk membeli bawang putih dengan harga Rp 25.000 perkilogramnya. Foto : Tut Wuri

Sedangkan Kepala Badan Umum Logistik (Bulog) Region Kalbar, Kuswin Hartono yang dihubungi BorneOneTV via seluler mengatakan bahwa operasi bawang putih seharusnya ditujukan kepada konsumen bukan para pedagang sesuai dengan aturan Kementerian Perdagangan RI. “Untuk bawang putih bulog menjualnya dengan harga sebesar Rp 38 Ribu perkilogramnya yang sasaran penjualannya ditujukan langsung kepada konsumen,” ungkapnya.
“Dalam hal ini perlu adanya pengawasan oleh pemerintah setempat, apakah penjualan bawang putih yang dilakukan oleh pihak importir itu sudah tepat sasaran atau belum ?, apalagi bawang putih dalam operasi pasar itu dijual dengan harga yang sangat murah hanya Rp 25 Ribu perkilogramnya,” ungkapnya.
Kuswin menambahkan, “Takutnya ada permainan antara pihak importir dengan para pedagang atau spekulan yang memanfaatkan operasi pasar bawang putih dengan alasan untuk menstabilkan harga, namun pada faktanya bertujuan mengacaukan standarisasi harga pasaran bawang putih yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan RI,” tegasnya.

Para pedagang membeli bawang putih dengan jumlah besar, agar dapat dijual kembali ke konsumen. Foto : Tut Wuri

Dalam operasi pasar itu, pihak importir dari PT. Fajar Mulia Transindo yang merupakan perwakilan importir PT. Citra Gemini Mulya asal Surabaya menjual bawang putih dengan harga Rp 25.000 perkilogramnya, dengan jumlah pembelian yang tidak dibatasi oleh pihak importir dan sasaran penjualannya lebih dominan menguntungkan ke para pedagang atau spekulan. Pemerintah pun mesti mengkaji kembali apakah bentuk kerjasama denga para importir ini sudah tepat sasaran?. Harga bawang putih di pasar pun diharapkan bisa segera turun, dan yang paling penting adalah stabilisasi harga menjadi harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat dan bukan bagi para pedagang atau spekulan.

Bawang putih habis terjual ke para pedagang. Foto : Tut Wuri

Hasil penelusuran BorneOneTV terhadap salah satu importir yakni PT. Citra Gemini Mulya, sesuai dengan kutipan dari laman kompas.com, postingan berita beberapa tahun lalu tanggal 18 Maret 2013 PT. Citra Gemini Mulya yang kantor pusat perusahaannya berada di Kota Surabaya adalah importir nakal, karena pernah melanggar aturan dengan menggunakan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang sudah tidak berlaku pada masa pemerintah presiden SBY, sehingga pernah diancam Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan saat itu akan dicabut izin importirnya. (Dody Luber/Tut Wuri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: