BorneOnetv.com – Namanya tidak terlalu terkenal dan viral di media sosial, namun semenjak berhasil menjadi yang terbaik di ajang kompetisi Indonesia Cup Taster Championship (ICTC) beberapa waktu lalu, Dimas Juliannur Fajar akhirnya menjadi perbincangan hangat bagi para penikmat kopi ataupun barista di seluruh pelosok negeri, terlebih setelah mencatatkan namanya, menjadi satu-satunya Penguji Citarasa Kopi atau Cup Taster asal pontianak yang menjadi duta perwakilan Indonesia, dan berhasil menyabet peringkat ke 13 dunia dalam World Cup Taster Championship (WCTC), di Budapest, Hungaria, 13-15 Juni 2017 lalu.
Ditemui disela-sela kesibukannya di WK. Segitiga Coffee Jalan Karya Baru beberapa waktu lalu, Dimas menceritakan bahwa awalnya dirinya hanya bermodalkan keberanian untuk mengikuti lomba kompetisi kopi dalam Indonesia Coffee Events (ICE) 2017 lewat penyisihan regional barat yang diikuti 137 peserta waktu itu. Diterangkannya, saat itu dirinya hanya berada menempati urutan 20 besar dan masuk menjadi 36 peserta terbaik di ajang tersebut.
Namun kesempatan itu, tidak disia-siakannya, untuk terus berlatih meningkatkan indera pengecap dan penciumannya. Dan saat kompetisi nasional, dirinya pun berhasil menjadi juara pertama dan berhak mewakili indonesia ke ajang yang sama tingkat dunia.
“ Alhamdulillah saya merebut juara pertama di ajang kompetisi ICTC dari ICE 2017 dengan total nilai 7/8, bersama catatan waktu 3 menit 50 detik, berhasil menebak rasa kopi berbeda yang disiapkan panitia, dan saat kompetisi nasional tidak saya sia-siakan dengan terus berlatih demi menjadi yang terbaik,” Ujarnya.
Menjadi perwakilan indonesia, tak membuat dirinya jamawa. Dirinya pun menerangkan terus meminta para mentor dan senior-seniornya misalnya dari bali dan jakarta untuk terus melatih dirinya
“Disana saya bersaing dengan kompetitor dari 42 negara. Termasuk Gabriel Céspedes dari Costa Rica, juara WCTC dua tahun berturut-turut yang kembali bertanding untuk mempertahankan gelar. Dan saya berhasil membuktikan bahwa putra daerah bisa tampil, walaupun hanya meraih peringkat ke-13,” Terangnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengaku sempat menurunkan berat badan dan merubah pola makan sebelum ikut serta dalam kompetisi ini.
“Latihannya nurunin berat badan dulu, merubah pola makan. Terus selanjutnya latihan terus sensor hampir tiap hari, selama 1-2 bulan,” ungkap Dimas.
Prestasi yang ditorehkan pria kelahiran pontianak 18 Juli 2017 ini pun mendapatkan apresiasi langsung dari Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.
Edi rusdi kamtono mengatakan cukup bangga, sebab penguji cita rasa kopi di indonesia khususnya di pontianak tidak banyak. Hal ini pun diyakininya bisa menjadi pelecut semangat bagi young entrrepreneur dan umkm di kota pontianak, untuk terus mengembangkan inovasi.
“Kita sudah punya kawasan gajahmada sebagai coffee street, dan hal setelah ini kita harapkan juga bisa meningkatkan pamor kopi yang ada di pontianak,” Jelasnya.
Dirinya pun berharap, prestasi dimas ini dapat menular ke yang lain, dan menciptakan lebih banyak “dimas” lainnya, sebab profesi “cup taster” meskipun baru sedikit namun mempunyai pengaruh besar terhadap industri kopi di Indonesia khususnya di pontianak.
“Setidaknya kopi pontianak pun akan terangkat pamornya, sehingga filosopi kopi akan terus diperbincangkan dan tidak kalah dengan daerah lainnya misalnya toraja yang memang sudah terkenal dengan kopinya sebelum pontianak,” Pungkasnya. (Budi).