Raymond : Kalimantan Merupakan Jalur Laut Aman Dilintasi Para Yacther

BorneOneTV – Direktur Eksekutif Yayasan Cinta Bahari Antar Nusa, Raymond T Lesmana yang ikut hadir pada penyambutan para turis asing di kawasan Pantai Pulau Datok pada kegiatan Wonderful West Kalimantan mengatakan ini merupakan rangkaian wisata layar yang baru pertama kali dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Barat, dimana di tahun sebelumnya dikatakan oleh pria yang akrab disapa Raymond, jalur Kalimantan ini merupakan jalur pertama, karena situasi laut Asia saat ini sudah mulai tidak aman untuk dilintasi sehingga mengambil jalur Kalimantan.

“Sejak tahun 2003 sudah mulai dengan jalur wisata layar Indonesia, dari Timur ke Barat dibawah Khatulistiwa dan kemudian di 4 tahun terakhir ini kita sudah mulai dijalur di atas Khatulistiwa, yaitu dari Anambas sampai ke Natuna, dari Tarakan sampai ke Papua, dan terakhir ini sebetulnya adalah jalur Kalimantan Barat, karena jalur ini dipakai mereka untuk balik ke Malaysia atau balik ke Timur menuju Newzealand atau Australia. kami mengangkat jalur ini juga karena kondisi dan situasi Asia saat ini, dimana Philipina Selatan saat ini sudah tidak aman lagi, ketika itu tidak aman mereka tidak akan lewat. bahkan diharapkan mereka akan memakai jalur layar ini,” tutur Raymond kepad BorneOneTV.

Wisata layar ini diakuinya pula merupakan wisata yang sudah lama dilaksanakan di negara lain, namun di Indonesia ini baru pertamakali, sedangkan chekpoin untuk Kalbar ini diakuinya merupakan tahun pertama sehingga perlu pembenahan-pembenahan yang harus dilakukan pemerintah daerah setempat.

“Jadi kita ini mempunyai program nasional, dalam pengembangan wisata bahari indonesia, salah satu serpihannya wisata layar. Di negara tetangga wisata layar ini sudah menjadi hal yang biasa, mereka sudah memulai sekitar 25 tahun yang lalu, di Negara Indonesia sebagai negara Kepulauan terbesar di dunia ini kita baru memulai sekarang, namun kita diperkuat dengan peraturan presiden nomor 105 tahun 2015, itu terkait kemudahan kunjungan kapal layar asing ke indonesia. Kalau kapal itu berkunjung tentu kita sudah membuat rute, lokasi-lokasinya, destinasi-destinasinya,”tambahnya.
Raymond pun sempat memuji penyambutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada para turis yang mengikuti wisata layar ini, namun beberapa fasilitas penunjang seperti pelabuhan wisata juga harus di perhitungkan karena saat ini Kayong Utara belum memiliki pelabuhan yang cocok untuk pelabuhan wisata, sehingga perahu Yach ini tidak dapat merapat.

“Dikayong ini, penerimaannya teratur, efektifnya kita mengharapkan lebih bagus lagi kunjungan ke Kayong, mengangkat Kabupaten sekitarnya, namun ada beberapa hal yang perlu kita lihat. Kalau kita lihat berlabuhnya kapal disana, maka kapal itu masih sekitar 700 meter dari pantai, dibutuhkan infrastruktur agar kapal itu bisa mendekat dan mereka bisa naik ke darat tanpa harus dipayungi dan hujan-hujanan,” harapnya. (Rossi Yulizar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: