BorneOneTV – Akibat dari perubahan iklim yang melanda wilayah India tepatnya di daerah Ladakh telah membuat glatser menyusut dan menjadikan curah hujan dan suhu didaerah yang berbatasan dengan tibet tersebut semakin sulit untuk diprediksi.
Glatser yang meleleh ketika musim panas tiba, sedangkan para petani membutuhkan air lelehan gletser tersebut untuk mengairi ladang apel dan gandum mereka di musim semi. Untuk mengatasi permasalahan gagal panen yang melanda para petani, Insinyur Sonam Wangchuk menemukan cara membawa glatser ke masyarakat.
Pada tahun 2015 lalu ia membawa sebuah “Stupa es” setinggi 21 meter. Bagaimana glatser tersebut dapat dibawa di tengah-tengah masyarakat? Glatser tersebut ternyata tak dipindahkan begitu saja olehnya, ia membangun “candi es” tersebut dengan menyalurkan air dari pegunungan ke Desa Ladakhi. Air yang mengalir di pipa yang berbentuk vertikal akan membeku seiring dengan hawa dingin yang ditiupkan, air tersebut akan membeku dan mengerucut layaknya stupa kuil Budha.
Prototipenya ini dirancang untuk membeku hingga musim semi tiba, untuk kemudian dapat menghangatkan kebun para petani. Tak hanya khayalan, stupa es ini mencair di bulan April, dan ketika es di gunung meleleh pada bulan Juni dan airnya mulai mengalir, candi es ini hampir hilang dan hanya menyisakan pipa vertikal.
Sang insinyur berharap jika penduduk setempat dapat beradaptasi dengan kondisi yang terjadi sekarang, maka anak cucu mereka akan terusir dari negaranya karena perubahan iklim.
“Kami yang tiggal di pegunungan adalah kaum minoritas, tidak hanya secara etnik secara iklim juga,” kata Sonam Wangchuk dikutip Nationalgeographic.
“Hal-hal yang dikerjakan di New York atau New Delhi tidak dapat dilakuakan di pegunungan. Kita harus menemukan solusi kita sendiri untuk masalah kita.” sambungnya. (arah.com)