BorneOneTV– Sedikitnya Tiga Sarang orang utan ditemukan di sekitar perkebunan warga di Jalan Parit Gudang, Dusun Semanai, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara. Sarang-sarang itu ditemukan berada di puncak pohon leban, mahang dan karet.
Sarang hewan yang mulai langka itu diketahui setelah petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sukadana turun ke lokasi kebun milik warga yang jaraknya sekitar 2 Km dari jalan Provinsi Ketapang-Teluk Batang.
“Sarangnya masih baru karena daunnya masih segar dengan warnanya yang hijau, kalau sudah lama daunnya layu dan kering,” kata Nur Wahyudi yang ditemui BorneOneTV di kebun warga di Jalan Parit Gudang Dusun Semanai.
Salah satu petugas BKSDA, Nur Wahyudi langsung mendatangi lokasi yang berada disekitaran perkebunan warga itu, untuk melakukan pengecekan dan memeriksa kondisi sekitar sarang.
“Kita baru ada menerima laporan kalau di kebun warga di Parit Gudang ini ada orang utan, dan dari tanda-tanda memang lokasi ini pernah di datangi kawanan orang utan, dan menjadi tempat peristirahatan mereka,” terangnya.
Nur Wahyudi memastikan kalau orang utan tersebut ada di sekitar kebun warga yang berada disekitar hutan.
“Ya, kalau dilihat dari tanda-tandanya, orang utan ini tidak jauh dari sekitar kebun ini. Selain sarang yang masih baru, batang-batang pohon pisang yang di makan dari kebun ini juga masih terlihat belum lama,” ujarnya.
Untuk selanjutnya akan dilakukan pengawasan guna mengikuti pergerakan orang utan itu, dan pihak BKSDA akan bekerjasama dengan YIAR untuk melakukan evakuasi.
“Dalam waktu dekat agar tidak merusak kebun milik masyarakat, nantinya orang utan ini akan dievakuasi dan dilepas liarkan di habitatnya yaitu di hutan Gunung Palung,” jelasnya.
Nur Wahyudi menambahkan, pekan lalu, pihaknya juga mengevakuasi satu orang utan di Pal 12, Desa Riam Berasap Jaya. Orang Utan tersebut berada di pinggir jalan Nasional antara Siduk sampai Nanga Tayap dan memakan kebun kelapa milik masyarakat. Bahayanya lagi, diakui Nur Wahyudi, kalau orang utan yang cukup besar itu mengganggu warga. “Dia (orang Utan) turun ke jalan dan menghadang-hadang orang yang lalu lalang di jalan, tapi sekarang sudah aman dan telah dievakuasi,” timpalnya.
Sebelumnya, salah satu warga Semanai, Daeng Rifek mengakui kalau keberadaan orang utan di kebun milik warga di Jalan Parit Gudang sudah cukup lama. Bahkan, diakuinya, sempat melihat dua ekor orang utan (induk dan anak) berjalan di puncak pohon sekitar kebunnya.
“Saya sering ke kebun dan biasa melihat orang utan itu sama anaknya berjalan-jalan di pohon,” kata Rifek.
Sementara Kamir mengaku tak pernah melihat orang utan itu di kebunnya. Sebab, dirinya jarang ke kebun kecuali sesekali di hari libur kerja. Namun, kebun pisang miliknya yang sudah tumbuh besar habis secara bertahap.
“Lebih dari 20 batang pohon pisang bertumbangan dan batangnya seperti disobek-sobek dan seakan-akan diambil bagian dalam dari batang pohon pisang yang lembut, kalau babi biasanya dicongkel dari akar namun ini dari batang,” katanya.
Kamir pun mengakui, kalau dirinya yang menginformasikan keberadaan orang utan itu ke salah satu petugas Manggala Agni. Kemudian dari Manggala Agni menginformasikan ke BKSDA.
“Ya, kami sangat bersukur dan senang sekali ada warga yang peduli melaporkan hal ini. Orang utan memang hewan dilindungi dan harus kita selamatkan,” tutup Nur Wahyudi. (Rossi Yulizar)