BorneOneTV– Ditemukannya ratusan detonator bom ikan yang akan dikirimkan ke Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dari Pelabuhan Makasar belum lama ini, membuktikan masih marak terjadinya praktik illegal fishing di kawasan perairan Kalimantan Barat.
Nurhayati, warga Pelapis, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kayong Utara yang ditemui BorneOneTV, mengaku gerah dengan aktifitas pengeboman ikan di daerah Kepulauan Karimata, dimana pengeboman ini sangat merusak terumbu karang di sekitar pulau mereka.
Menurutnya akibat aksi pengeboman ikan ini , membunuh ikan baik yang besar maupun yang kecil, bahkan terumbu karang yang ada rusak, dan ikan tak mau lagi datang ke kawasan perairan mereka.
“Kami warga pulau tak senang dengan kelakuan para nelayan perusak itu, karena dia untung besar dengan merusak dan kami warga pulau yang menanggung ruginya, karena ikan akan berkurang setelah di bom,” ujarnya.
Selain itu, Nurhayati juga mengatakan nelayan yang melakukan pengeboman ikan ini berasal dari nelayan luar Kayong Utara, seperti kabupaten ketapang, kota pontianak, dan kadang dari belitong.
“Mereka itu datang dari luar semua, dari ketapang, pontianak dan biasa dari belitong,” terang Nurhayati saat ditemui BorneOneTV di Pelabuhan Sukadana.
Imran, salah seorang nelayan kayong utara yang juga resah akibat perlakuan nelayan luar ini mengatakan, pengeboman ikan biasanya terjadi pada bulan September dan Oktober saat cuaca laut agak tenang, dan hal ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun terakhir.
“Ya biasanya pada bulan sembilan dan sepuluh keadaan laut mulai teduh, dan di saat itulah mereka datang. Ini (Pengeboman Ikan) sudah berlangsung lama, sudah ada 5 sampai 8 tahun terakhir,” ungkapnya.
Selain itu Imran juga menuturkan, pernah nelayan lokal mencoba melarang dan mencoba mengambil gambar aksi illegal para pengebom ikan, namun di gagalkan oleh anak buah kapal pelaku, dengan menembakan senjata api ke udara untuk menakuti dan mengusir nelayan lokal.
“tahun lalu kami sebanyak 2 kapal pernah mau melarang mereka, dan coba memotret mereka dari dekat, tapi langsung di tembak 4 kali dan kami semua langsung berbalik arah,” ungkapnya.
Hingga saat ini, sejumlah instansi terkait dari Pemerintah Kabupaten Kayong Utara yang ditemui BorneOneTV masih belum mau memberikan komentar terkait hal ini, dengan alasan masih belum menerima laporan dari petugasnya di lapangan. (Rossi Yulizar)