BorneOneTV – Penentang Pemerintahan Venezuela menyebutkan, unjuk rasa ini sudah dua hari berjalan terhadap Pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, setelah bentrokan terjadi pada hari Sabtu, di mana banyak korban yang terluka termasuk pemain biola yang terkenal dengan lirik kritikan pada musiknya.
Setelah melakukan koalisi oposisi selama 24 jam minggu ini yang dikuti oleh jutaan orang dan melumpuhkan sebagian besar kegiatan di negara Amerika Selatan. Mereka menyatakan unjuk rasa berikutnya akan dilakukan pada hari Rabu dan Kamis mendatang.
Pawai massal juga direncanakan pada hari Senin dan Jumat dalam upaya memaksa Maduro membatalkan pemilihan 30 Juli yang kontroversial dalam sebuah kongres baru.
Dikutip Reuters, pertarungan politik yang semakin cepat di salah satu negara anggota OPEC Amerika Selatan ini terjadi setelah 100 orang lebih tewas dan ribuan lainnya terluka dalam kerusuhan anti-pemerintah sejak unjuk rasa dimulai pada bulan April lalu.
“Orang-orang Venezuela tidak menyerah, mereka gagah berani, mereka akan keluar untuk membela demokrasi dan konstitusi,” kata anggota parlemen oposisi Simon Calzadilla pada sebuah konferensi pers yang diapit oleh pejabat koalisi lainnya.
Pihak lain menuduh Maduro mengubah Venezuela menjadi sebuah kediktatoran dan menghancurkan apa yang seharusnya menjadi ekonomi yang makmur. Mereka menginginkan pemilihan bebas dan mengakhiri dua dasawarsa pemerintahan sosialis.
Maduro (54), menyebutkan bahwa dirinya membawa bendera internasional untuk melawan “teroris” yang berusaha melakukan kudeta secara diam-diam kepada Amerika Serikat dan media asing. (arah.com)