BorneOneTV – Masyarakat di Bukit Tinggi, Provinsi Sumatera Barat tepatnya Kelurahan Puhun Pintu Kabun, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, sudah lama hidup dalam keterbasan air.
Salah seorang warga setempat Sahrial kepada BorneOneTV menceritakan kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama. Ia bersama warga lainnya hanya bisa bergantung pada air hujan yang ditampung dalam bak penampungan.
“Dari zaman saisuak lai bu (dari zaman dulu bu), saya yang kurang lebih sudah 12 tahun tinggal di sana dan warga lainnya bergantung sama air hujan. Tidak ada PDAM, sumur bor pun juga tidak bisa karena daerah ketinggian di atas ngarai. Dulu pernah masyarakat mengupayakan menyalurkan air dari Ngarai, tapi ntah kenapa tidak teraliri ke rumah-rumah,” ungkapnya, Kamis 27 Juli 2017.
Ia menjelaskan, untuk mencukupi kebutuhan air di rumahnya, dirinya harus menghabiskan uang Rp100 ribu untuk membeli 4 kubik air yang hanya bisa digunakan dalam waktu dua minggu saja.
“Jika panas atau kemarau berkepanjangan, kami agak susah untuk membeli air, karena pendapatan biasanya hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Sementara Camat Mandiangin Koto Selayan Emil Achir menyebutkan, pemerintah kota saat ini secara bertahap tengah mengupayakan sumber air bersih untuk warga. Diantaranya melalui pembuatan sumur bor, perbaikan pipa PDAM.
“Target pemerintah, warga tidak lagi kekurangan air. Hanya saja upaya itu kita lakukan secara bertahap. Bersama-sama kita carikan solusinya,” ulas Emil Achir.
Saat ini pemerintah, kata dia, tengah berupaya untuk membangun PDAM bagi warga panorama agar tidak kesulitan mendapatkan air, apalagi saat kamarau panjang. Namun proses dilakukan secara bertahap. (Engga)