5 Miliar Manusia Akan Kekurangan Air Bersih Pada Tahun 2050

BorneOneTV – Tim ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Inggris, mengungkapkan pada tahun 2050 hampir 5 miliar manusia akan kehilangan akses untuk mendapatkan akses air bersih.

Diperkirakan, total manusia di Bumi pada tahun 2050 akan mencapai 9,7 miliar. Artinya, 52 persen dari total populasi manusia di Bumi akan mengalami penderitaan kekurangan sumber air bersih.

Melansir Softpedia, Minggu 30 Juli 2017, temuan itu didapat para ilmuwan MIT melalui metode pengukuran baru MIT Integrated Global System Model Water Resource System (IGSM-WRS), untuk melihat sumber ketersedian air bersih di Bumi.

Hasilnya diketahui, hampir 1 miliar manusia hidup di wilayah yang memiliki sumber air bersih yang berlimpah. Sementara, lebih dari 4 miliar orang akan mendiami daerah yang sangat kekurangan sumber air bersih.

Selama beberapa dekade terakhir, tingkat ketersedian air bersih secara global memang terus meningkat. Tapi, hal itu juga dibarengi dengan peningkat jumlah populasi manusia.

Oleh karena itu, saat ini banyak ilmuwan yang fokus meneliti tentang ketersediaan sumber air bersih. Tujuannya untuk menginformasikan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan tentang penghematan penggunaan air bersih.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan MIT ini menetapkan beberapa daerah yang memiliki kelangkaan sumber air bersih di masa depan, seperti India, Afrika Utara, dan wilayah Timur Tengah.

“Penelitian ini menyoroti pengaruh besar dari pertumbuhan sosial ekonomi dan perubahan iklim terhadap ketersediaan sumber air bersih,” kata Adam Schlosser, peneliti utama dari MIT.

Dia menjelaskan, dalam penelitian ini para ilmuwan menggunakan metode pengukuran canggih yang mampu memprediksi untuk menentukan penggunaan dan ketersediaan air bersih di masa depan.

“Diperkirakan, di masa depan negara-negara berkembang akan mengalami peningkatan kebutuhan air bersih. Itu disebabkan karena banyak manusia yang memilih tinggal di negara berkembang. Jumlahnya diperkiran mencapai 1,8 miliar manusia di tiap negara berkembang,” ujar Schlosser. (arah.com)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: