BorneOneTV – Pengunjuk rasa Venezuela memblokir jalan-jalan pada hari Sabtu 29 Juli 2017 waktu setempat dalam upaya terakhir untuk menggagalkan pemilihan badan super legislatif oleh lawan-lawan Presiden Nicolas Maduro.
Negara yang kaya minyak ini telah dilanda demonstrasi empat bulan lamanya dan telah menewaskan lebih dari 110 orang dalam konfrontasi melawan pasukan keamanan yang telah menanggapi dengan gas air mata, peluru karet hingga meriam air.
“Perluas barikade sampai besok dan semua orang pergi ke jalan pada hari Minggu untuk menuntut transformasi Venezuela,” Freddy Guevara, seorang anggota kongres oposisi, mengatakan di Twitter.
Caraqueños, selaku penghuni ibukota Caracas diketahui, terbangun melihat jalan-jalan puing-puing bertingkat dimana demonstran bentrok dengan aparat keamanan selama sepekan. Mereka yang menentang sosialisme Maduro mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan suara dalam pemilihan hari Minggu yang bertujuan untuk memilih “majelis konstituante”.
“Saya tidak akan memilih besok, saya akan tinggal di rumah, menonton serial TV dan kemudian ikut bergabung dalam demonstrasi, tentu saja,” kata Margarita Lopez, asisten dokter di Caracas.
“Mungkin tidak ada gunanya, tapi suara kita harus didengar,” tegasnya.
Dikutip Reuters, pemerintah telah melarang demonstrasi dari hari Jumat sampai Selasa, namun tokoh oposisi Henrique Capriles meminta pengikutnya untuk melakukan demonstrasi di sepanjang jalan utama negara tersebut pada hari Minggu.
Masyarakat sekitar dengan uang yang cukup membeli persediaan makan dalam menghadapi inflasi tertinggi, sebagai tindakan pencegahan jika ada pihak yang memaksa menutup toko dan bisnis lain dalam beberapa hari mendatang.
“Orang-orang sangat membeli belanjaan sementara mereka bisa karena siapa tahu jika kita dapat terus membeli pada hari Senin,” Nestor Escalante, perancang grafis berusia 50 tahun, mengatakan kepada Reuters di luar toko makanan di Caracas.
“Saya menggunakan tabungan untuk memastikan saya memiliki makanan di rumah,” tegasnya.
Dari 6.100 kandidat dalam pemilihan hari Minggu untuk majelis konstituante 545 anggota, tidak ada yang berasal dari oposisi Venezuela, yang memboikot apa yang disebutnya sebuah surat suara yang dicurangi yang dimaksudkan untuk mewujudkan sebuah kediktatoran.
Kritik mengatakan Maduro kurang tertarik untuk menulis ulang konstitusi, yang sudah memberikan kekuatan yang murah hati kepada cabang eksekutif, daripada dia mendapatkan kekuatan yang hampir mutlak bahwa badan legislatif yang baru akan memiliki.
Tidak adanya partisipasi oposisi berarti kumpulan calon untuk majelis yang sangat kuat adalah campuran pemimpin Partai Sosialis yang berkuasa dan aktivis pro-pemerintah berpangkat tinggi. (arah.com)