BorneOneTV – Tim Pengawas Persiapan Haji DPR RI yang diketuai Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melakukan tugas pengawasan. Tim ini dibentuk sebagai bagian dari fungsi pengawasan DPR terhadap persiapan dan pelaksanaan haji.
Tim yang terdiri dari 19 anggota DPR RI meninjau langsung persiapan pelaksanaan ibadah haji serta pelayanan para jemaah, dengan langsung datang ke tanah suci pada 18-24 Agustus 2017 lalu. Tim pengawas yang bertugas antara lain dari Komisi 8, Komisi 9 dan Komisi 5.
“Kami ingin memastikan, pemerintah memberi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan pada jemaah. Juga mengumpulkan informasi dan masalah yang terjadi sekaligus jalan keluar untuk perbaikannya,” kata Fadli melalui keterangan pers yang diterima arah.com, Rabu, 23 Agustus 2017.
Menurutnya, yang menjadi obyek pengawasan tim di antaranya soal pelayanan di bidang pemondokan, katering, transportasi, kesehatan dan masalah-masalah yang muncul dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Di Madinah, papar Fadli, Tim sempat menemukan salah satu dapur katering sempat menyajikan 6400 paket makanan yang basi. “Untunglah bisa dicegah oleh petugas haji sehingga akhirnya diganti. Kami juga mengunjungi dapur dan pengelola katering tersebut dan mengingatkan agar hal tersebut tak boleh terjadi lagi.”
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menambahkan, di Mekkah Timwas sidak ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Tim menjumpai cukup banyak jemaah yang dirawat dari penyakit ringan (flu, batuk, pilek) hingga penyakit berat (jantung, stroke, kanker dll). Ada unit gawat darurat, rawat inap, ICU hingga rawat gangguan kejiwaan. “Tim dokter dan petugas kesehatan bekerja dengan baik walaupun tenaga medis masih kurang.”
Selain memantau pelayanan oleh para petugas serta berdiskusi dengan mereka, Timwas juga meminta masukan langsung dari jemaah haji di beberapa maktab. Keluhan yang jamak disampaikan adalah lokasi pemondokan yang dirasa kejauhan, soal makanan yang kurang rasa Indonesianya, ada juga yang memberi masukan soal tas identitas jamaah haji yang berkualitas rendah, mudah robek dan jebol.
Informasi yang mengagetkan Tim Pengawas adalah adanya praktik rentenir dalam penukaran uang reyal. Setiap jamaah mendapat biaya hidup 1.500 reyal dalam pecahan 500. “Jadi menurut laporan jemaah, ketika ditukarkan dengan pecahan kecil, mereka dipotong 80 reyal. Ini praktik terjadi di embarkasi dan ada juga di bandara.”
Jamaah haji akan melakukan puncak ibadah ketika wukuf di Arafah, Musdalifah dan Mina. Di sini titik rawan karena semua jamaah haji seluruh dunia berkumpul di satu tempat pada saat bersamaan. (arah.com)