banner 120x600 banner 120x600

Elpiji Tabung Melon di Kabupaten Ketapang Langka

Tabung Elpiji 3 kg. Foto: Rizar
banner 120x600

BorneOneTV – Warga Ketapang Kalimnantan Barat, kesulitan mendapatkan elpiji tabung tiga kilogram dalam beberapa waktu terakhir.

Kamis siang 24 Agustus 2017, sejumlah warga mengantre di salah satu pangkalan elpiji di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Sampit untuk mendapatkan elpiji tabung melon tersebut. Bahkan, akibat berdesak-desakan, salah satu warga jatuh pingsan.

“Ada yang pingsan satu orang karena berebut,” kata Parman salah satu pengantre.

Berdasarkan pantauan BorneOneTV di lokasi pangkalan terlihat ada dua mobil pikap yang membawa ratusan tabung elpiji ukuran 3 kilogram. Tabung-tabung tersebut tampak baru datang dari agen dan belum sempat diturunkan dari mobil. Sementara ratusan warga sudah mengantre dan berebut untuk mendapatkan ges elpiji.

Salah satu warga Sukabangun Misdah (40) mengungkapkan, sudah beberapa hari ini gas ukuran 3 kg susah dapatnya.

”Saya sudah dua hari tak dapat. Di toko habis terus,” ungkapnya.

Ia mengaku kesulitan mendapatkan elpiji sejak beberapa hari terakhir. Sekalipun ada, harganya juga sangat mahal. Menurutnya, jikapun mahal tidak apa-apa. Asalkan ada.

“Kami tak bisa masak kalau tak ada gas elpiji yang 3 kilo ini. Sementara untuk pakai yang 12 kilo saya tak punya tabungnya, harganya mahal,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, sejak beberapa bulan lalu, gas elpiji 3 kilo gram sering menghilang di pasaran. Termasuk saat menjelang lebaran dan sesudah lebaran kemarin.

“Saya tidak tahu apa yang menjadi penyebab langkanya elpiji 3 kilo. Dulu tidak seperti ini. Tapi akhir-akhir ini susah. Katanya sih bakal dipindahkan ke tabung yang 5 kg,” tuturnya.

Ia berharap kepada pemerintah daerah dapat menjamin ketersediaan elpiji, khususnya yang 3 kilo gram, harganya juga harus dapat dikontrol agar tidak dinaikkan begitu saja tanpa ada alasan.

Ia meminta Pemerintah harus mengawasi ketersedian Elpiji, dirinya dari keluarga kurang mampu dan rakyat kecil dulu mengunakan minyak tanah.

“Kan diminta untuk pindah ke elpiji. Giliran kami sudah pakai elpiji, barangnya sekarang susah didapat, gimana ini,” ucapnya dengan kecewa. (Rizar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: