BorneOneTV – Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, melalui Organisasi Perangkat daerah (OPD) mewaspadai masuknya hewan kurban yang terjangkit “zoonosis” atau penyakit yang bisa menular kepada manusia.
“Kita melakukan beberapa langkah strategis, untuk memantau masuknya hewan untuk kurban yang terjangkit beberapa penyakit yang bisa menular ke manusia,” kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Pengolahan dan Pemasaran Dinas Tanaman pangan Holtikultura dan Peternakan Kotabaru, drh Sidiq Adisusilo, di Kotabaru.
Di antaranya, bekerja sama dengan pihak karantina Kesehatan Pelabuhan Kotabaru, melakukan sosialisasi ke kantong-kantong peternak besar, dan melakukan pengawasan pada pintu masuk hewan ternak di pelabuhan-pelabuhan.
Menyebarkan imbauan, melatih Petugas Penyuluh Lapang (PPL), dan yang tidak kalah terpentingnya adalah melakukan antemortem dan postmortem.
Dikatakan, antemortem adalah data-data fisik hewan kurban sebelum dipotong. Dan postmortem adalah pemeriksaan terhadap organ tubuh setelah dipotong, misalnya, hati, limpa dan yang lainnya.
Upaya tersebut, merupakan usaha untuk kehati-hatian dalam mengantisipasi masuknya ternak sapi yang akan dijadikan hewan kurban dan terjangkit penyakit Zoonosis.
Beberapa jenis penyakit Zoonosis, seperti, penyakit antraks, keguguran atau Brucellosis, tuberculosis bovine.
Jenis-jenis penyakit tersebut, apabila menjangkit hewan ternak besar dapat menularkan penyakit sapi gila, radang otak, atau penyakit yang lainnya. seperti dikutip dari antara
Terlebih sebagian sapi untuk kurban didatangkan dari Sulawesi, dimana daerah tersebut pernah ditemukan penyakit antraks.
Sidiq mengaku ada kendala dalam melakukan antemortem, yang menyangkut administrasi surat karantina bebas penyakit dari karantina di mana asal daerah pengirim ternak.
“Insya Allah sapi asal Sulawesi yang dikirim ke Kotabaru sudah dilengkapi adminitrasi lengkap, namun saat datang di Kotabaru sapi tersebut juga tetap harus diperiksa, terkadang kita tidak tahu dipelabuhan mana dibongkar,” tambahnya.
Sidiq menambahkan, menjalang Iduladha 1438 Hijriah Kotabaru mendatangkan sekitar 400 ekor sapi asal Sulawesi.
Sapi asal Sulawesi tersebut didatangkan pedagang dan masyarakat biasa dengan menggunakan kapal, dan diturunkan di pelabuhan-pelabuhan kecil.
Dia menjelaskan, persediaan hewan kurban hasil peternakan lokal untuk jenis sapi sekitar 370 ekor, kerbau sekitar 140 ekor dan kambing sekitar 600 ekor.
Sementara itu, Zoonosis adalah infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya. Zoonosis mendapat perhatian secara global dalam beberapa tahun terakhir baik mengenai epidemiologi, mekanisme transmisi penyakit dari hewan ke manusia, diagnosa, pencegahan dan kontrol. (arah.com)