Borneonetv – Meski sudah mendapatkan laporan dari sejumlah warga dan awak media di Kabupaten
Ketapang, hingga Rabu siang 30 Agustus 2017, belum ada petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, maupun Dinas Sosial dari Pemerintah Kabupaten Ketapang yang meninjau dan mengevakuasi korban banjir di 21 desa yang terbagi dalam dua Kecamatan, yakni Kecamatan Jelai Hulu dan Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang.
Mandeknya bantuan yang sudah mulai di resahkan warga ini, di akui pihak BPBD Kabupaten Ketapang sebagai imbas dari kekosongan pasokan bahan bantuan, yang terdiri dari makanan siap saji, air bersih, selimut, untuk di berikan kepada para korban bencana seperti yang sudah di atur dalam Undang-Undang darurat bencana.
Tengku Edi Heramsyah selaku Kasi Kedaruratan Logistik BPBD Ketapang, mengakui hal itu dihadapan awak media, dan mengatakan bahwa saat ini Kepala BPBD sedang berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Kalbar untuk meminta bantuan pasokan kebutuhan korban bencana, yang saat ini telah kosong setelah musibah banjir di lokasi yang sama pada bulan Juni kemarin, bahkan sempat mengirim pasokan bantuan ke Kabupaten Kayong Utara untuk korban banjir.
“Memang sampai saat ini belum ada perintah dari Bupati untuk kita turun ke lokasi banjir, namun hal itu juga di karenakan kosongnya pasokan bantuan yang akan kita berikan kepada korban banjir, yang saat ini sedang di lobi oleh Kepala BPBD kita ke BPBD Provinsi, setelah kemarin kita habis-habisan memberikan bantuan ke Kecamatan Jelai Hulu dan Kabupaten Kayong Utara untuk korban banjir,” jelasnya kepada BorneOneTV ketika berada di ruang kerjanya.
Berkaitan dengan adanya informasi dua rumah warga yang hanyut terbawa arus dan satu jembatan desa yang putus, Edi enggan memberikan komentar banyak, karena mengaku belum mendapatkan informasi valid dari aparat desa dan kecamatan setempat.
“Untuk masalah itu, kita jangan membuat isu dari informasi katanya dan katanya, harus jelas dulu benar atau tidaknya, karena saya belum mendapatkan laporan dari aparat desa dan kecamatan di lokasi banjir,” tegasnya.
Selain itu, untuk total jumlah desa yang terendam, jumlah rumah yang tenggelam, bahkan ada atau tidaknya korban jiwa, pihak BPBD Ketapang juga belum berani menyimpulkan, dan masih menunggu perintah atasan untuk mengambil tindakan, serta menunngu laporan dari anggota tagana yang saat ini sudah berada di lokasi.
“Hingga saat ini kita belum mempunyai data valid mengenai jumlah total kerugian dan korban jiwa di lokasi banjir, namun akan terus di lakukan pemantauan dari laporan yang masuk dari anggota tagana di lapangan,” tutupnya. (Rizar)