BorneOneTV – Junaidi (42), Pegawai Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Pemkab Sanggau ditemukan tewas gantung diri di kediamannya, Jalan Pantai Kapuas, Kelurahan Tanjung Kapuas, Kecamatan Kapuas, Sanggau.
Jenazah Junaidi ditemukan oleh Sri Marni (41), istri dan Muslimin (28), kepokannya dalam keadaan terbujur kaku, kepalanya menggantung diseutas tali di kamarnya pada Jumat 01 September 2017 sekitar pukul 07.45 atau seusai keduanya menunaikan ibadah Salat Idul Adha.
Kapolres Sanggau, AKBP Oky melalui Kapolsek Kapuas, IPTU Sri Mulyono mengatakan kepada BorneOneTV, bahwa sekitar pukul 06.45 wib, Junaidi menyuruh Minarni, istri dan anaknya untuk duluan berangkat menuju masjid melaksanakan Salat Idul Adha.
“Sebelum berangkat, Minarni melihat Junaidi sedang menulis sesuatu namun tidak memiliki perasaan curiga, sekira pukul 08.15 wib istri dan anak korban pulang ke rumah setelah Salat Idul Adha, dan disaat istri korban masuk ke kamar hendak mengganti baju alangkah terkejutnya, Minarni melihat Junaidi sudah tergantung di Tiang Reng kamar belakang Rumah korban dengan menggunakan dua buah kain horden, ” ungkapnya.
Kemudian Minarni berteriak dan datang Muslimin, keponakannya yang bertetanggaan. Muslimin pun mengangkat korban, sedangkan Minarni langsung membuka kain horden yang mengikat di leher korban, dan korban pun dibaringkan diatas tempat tidur dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun BorneOneTV dari Irsyad, tetangga korban, semasa hidupnya korban ternyata memiliki hutang, ditambah dengan kesulitan ekonomi yang dialaminya, karena faktor itulah korban nekat menghakhiri hidup dengan cara gantung diri.
“Dua hari sebelum Junaidi ada ke rumah, ia curhat dan minta bantu gadai sertifikat tanahnya ke Bank, kebetulan ipar saya kan kerja di BankBank. Sebelumnya korban pun sudah berusaha ke Bank lain, namun nominalnya tidak cukup untuk keperluan, ” ujarnya.
Sementara itu Muslimin, keponakan korban mengatakan, usai pulang Salat Idhul Adha, ketika mau masuk kerumah, ia mendengar teriakan bibinya yang meminta tolong.
“Pada saat sampai di rumah, paman saya sudah meninggal dalam posisi tergantung, dan saya pun berusaha menolong mengangkatnya, sementara bibi membuka kain horden yang digunakan paman untuk menggantung diri. Saat diangkat tubuh paman masih panas, namun tangan dan kakinya sudah dingin, ” ujarnya. (Heri Jabu)