Pontianak –Borneonetv, Warga Kelurahan Siantan Hulu, Kota Pontianak mengeluh selama bertahun-tahun limbah cairan pabrik karet yang menggenangi Sungai Kapuas hingga saat ini, belum ada solusinya. Menurut pantauan Borneone Tv, Sabtu (7/10), kemarin disekitar lokasi air Sungai Kapuas tampak kental menghitam dan bau tak sedap pun tercium dari sekitar Sungai.
Menurut salah satu warga, Johari H. Saleh mengatakan, kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama yaitu sejak tahun 2013.
“Kami sangat kecewa dengan kondisi seperti ini, karena sudah empat tahun lamanya belum ada juga solusi untuk menangani limbah cair tersebut,” kata Johari.
Selain itu, Johari mengatakan, pencemaran ini terjadi sejak perusahaan tersebut berdiri, dan sampai saat ini belum ada tindakan dari instansi terkait di Pemkot maupun Pemprov.
“Pencemaran limbah ini sudah sangat memprihatinkan, kami berharap instansi terkait dapat turun langsung dan mengambil tindakan atas pencemaran ini,” ujarnya.
Lanjutnya lagi, Johari mengatakan, tidak hanya bau dan warna sungai yang berubah, tetapi apabila air sungai tersebut terkena kulit maka kulit akan terasa gatal.
“Dulu air sungai itu bisa digunakan warga untuk mandi, kalau sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi. Saya berharap ada ketegasan dari pihak-pihak terkait agar sungai tidak lagi digunakan sebagai tempat membuang limbah,” pungkasnya.
Lembaga LP-KPK, Udin membenarkan, atas laporan warga terkait pencemaran limbah perusahaan PT. Kota Niaga Raya yang menggenangi Sungai Kapuas.
“Sesuai laporan masyarakat terhadap pencemaran limbah tersebut, akan kita tindak lanjuti dan kita juga sudah menyurati di komisi D DPRD Kota, ke pihak LH, Walikota, Kejaksaan, serta Kapolda untuk memperkuat hasil laporan ini. Tetapi sampai saat ini belum ada tanggapan,” ungkapnya. (yanto)