Pontianak,BorneoneTv -Suhadi Sw. sosok yang diterima disegala lapisan dan Golongan, ia seorang yang bisa menempatkan diri dan tahu diri dimana ia berada, semua aspirasi ia tampung dan difilter mana yang harus didahulukan dan ada relevansinya dengan sutuasi saat ini.
Suhadi Sw. semalam mendapat kehormatan dari Yayasan Bhakti Suci, diundang dalam acara peringatan hari kelahiran Nabi Khonghucu ke 2568 atau 501 tahun sebelum Masehi.
acara cukup meriah, panitia menyiapkan kursi sebanyak 1.200 buah tidak ada yang tersisa semuanya, dipenuhi oleh tamu undangan dari berbagai daerah di Kalimantan Barat.
semua tamu undangan diperlakukan sama, diatas meja semuanya tertulis VVIP. artinya tidak ada tamu yang merasa terpinggirkan semua duduk di VVIP hanya teman duduknya yang berbeda beda. mereka sangat Antusias menghadiri perayaan tersebut karena disamping sebagai salah satu bentuk kebersamaan diantara pengurus yayasan, juga ingin mendapatkan informasi informasi yang aktual dan kontektual serta yang tidak kalah pentingnya, mereka ingin menteladani dan mengikuti ajaran ajaran Nabi Agung Khonghucu.
Tamu Undangan yang tampak hadir di Pontianak Convention Center ( PCC ), Wakil Gubernur Kalimantan Barat Crystiandi Sanjaya SE.MM , Irjen Pol Purn Drs. Erwin TPL Tobing mantan Kapolda Kalimantam Barat, Kombes Pol Purn Drs. Suhadi Sw.M.Si. Ketua Yayasan Bhakti Suci Tjioe Kui Sim. para dewan penasehat yayasan Bhakti Suci, para sesepuh dan pinisepuh Tionghoa, para kaum Cerdik pandai dan 62 Ketua Yayasan dibawah yayasan Bhakti Suci masing masing membawa pengurusnya antara 15 sampai 20 orang.
Menurut Drs. Suhadi Sw.M.Si ia sangat tertarik dengan kegiatan tersrbut karena kekompakannya antar Panitia, antar sesama Pengurus dan mereka sangat disiplin dalam mengelola Waktu.acara tidak ada yang molor semuanya berjalan lancar dan tamu undang merasa terhibur dengan sajian acara yang disusun oleh Panitia.
Kata Suhadi Sw. banyak hal yang bisa diambil dari ajaran Khonghucu yang sangat relevan diantaranya: sebesar apapun kalau itu urusan pribadi adalah kecil, namun sebaliknya sekecil apapun kalau itu urusan Negara, itu masalah besar. artinya bahwa seorang pemimpin ketika dihadapkan dengan dua masalah yang bersamaan, antara masalah Pribadi dengan masalah kedinasan, maka ia harus bisa memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan yaitu masalah kedinasan harus diutamakan.
banyak lagi ajaran ajaran yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini seperti menjauhi Minuman yang memabukkan. memiliki moralitas yang baik. walaupun sebagai pejabat negara tidak tergiur dengan Harta, Tahta dan Wanita.(Tim )