Kuburaya,BorneoneTv ,Personel Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio turut berperan menangani banjir yang melanda runway Bandar Udara (Bandara) Supadio. Ratusan prajurit sejak Minggu (12/1/2017) pagi hingga Senin (13/11/2017) siang, terus bekerja maksimal.
Dikoordinir oleh Kepala Seksi Fasilitas dan Instalasi (Fasint) Lanud Supadio, Letkol Sus Andi Wijaya, para prajurit membuat bantalan penahan air di sepanjang runway. Bantalan ini terbuat dari pasir yang dimasukkan ke karung-karung.
“Kita turut berperan menangani bencana alam, berupa banjir rob di landasan pacu Bandara Supadio. Kita kerahkan kekuatan maksimal, dalam upaya mendukung instansi terkait,” kata Danlanud Supadio, Marsekal Pertama (Marsma) Minggit Tribowo, S.IP.
Dikatakannya, pemasangan tanggul pasir di sisi runway, merupakan upaya jangka pendek, agar aktivitas penerbangan di Bandara Supadio, terutama penerbangan sipil bisa beroperasi.
“Dengan adanya tanggul penahan air ini, maka sejak pagi, penerbangan sipil di Bandara Supadio, bisa kembali normal,” jelasnya.
Lanud Supadio terus aktif memantau semua kejadian di sekitar Bandara. Hal ini terlihat juga saat personel Lanud Supadio hadir pada rapar koordinasi penanganan banjir di runway.
Rakor tersebut dihadiri oleh perwakilan PT Angkasa Pura II, SAR, BNPB, Pemkab Kubu Raya, Balai Irigasi, konsultan dan kontraktor, serta tokoh masyarakat.
“Kami menyarankan, agar ke depannya ada perbaikan saluran primer pada Parit Keramat, Parit Jepang dan Parit Gertak Kuning. Hal ini sangat penting, agar tidak terjadi lagi luapan air dari drianase,” tutur Marsma Minggit.
Selain membuat tanggul penahan air di sisi runway, personel Lanud Supadio juga ikut menyedot air, terutama di runway 33. Kemudian pembersihan gulma di saluran utama, normalisasi saluran primer dan revitalisasi saluran sekitar runway.
“Penyedotan dilakukan dengan 13 selang dan pompa. Hasilnya, sejak pagi ada penurunan muka air yang berkisar 3-5 CM. Untuk itu, kita terus memantau perkembangannya,” katanya.
Bandara Internasional Supadio sejak Minggu (12/11) menutup semua penerbangan dari-menuju ke Pontianak. Hal ini disebabkan landasan pacu tergenang air sepanjang ratusan meter. Hal ini menyebabkan 90 penerbangan pada hari itu dibatalkan. (LAY).