Penjaringan Cagub Kalbar ala PKB Layak Diapresi

Pontianak,BorneoneTV,Mengerucutnya dua nama untuk calon Gubernur Kalbar di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) makin memperjelas sosok Calon Gubernur Kalbar pengganti Cornelis.

Melalui Ketua Desk Pilkada DPP PKB Daniel Johan, dua tokoh yang digadang-gadang sebagai kandidat Gubernur Kalbar adalah Bupati Landak Karolin Margret Natasa dan Walikota Pontianak Sutarmiji.

“PKB masih akan memfinalisasi calon unggulan setelah konsultasi akhir dengan tokoh lintas agama dan pemuka adat. Diperkirakan dua minggu mendatang akan diumumkan apakah Sutarmiji atau Karolin yang sudah dicalonkan terlebih dahulu oleh Demokrat, Gerindra dan PKPI tersebut,” kata Daniel Johan, Senin (18/12).

Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Dr Ari Junaedi menilai sepertinya pertarungan politik pencalonan di Kalbar sudah “selesai” mengingat partai-partai pemilik suara besar sudah menentukan arah pilihannya.

Praktis tinggal PDIP dan Golkar yang akan menentukan pilihan di masa injury time atau jelang penutupan pendaftaran.

“Saya memprediksikan partai-partai akan mencari aman dengan menyokong calon yang mudah meraih kemenangan. Jika Karolin sudah meraup suara yang cukup untuk melaju di proses pendaftaran calon pasangan kepala daerah apalagi jika berlebih dari syarat  minimal maka partai-partai lain akan berpikir ulang. Langkah PDIP dan Golkar yang akan mengumumkan di awal Januari atau akhir Desember bisa dipahami dengan kacamata strategi “penutup” kontestasi. Golkar akan semakin terkunci jika PDIP melabuhkan pilihannya kepada Karolin,” papar Dr Ari Junaedi yang juga pengajar di Program S1 dan S2 UI ini.

Menurut Ari Junaedi, akan sulit bagi calon lain di luar Karolin untuk mendapatkan “perahu” jika semua partai melabuhkan pilihan terhadap Bupati Landak itu. Fenomena calon tunggal bisa saja terjadi jika pada akhirnya semua partai politik memilih Karolin sebagai cagub. Apalagi pengalaman Karolin dalam menghadapi kotak kosong sudah teruji di pilkada Landak kemarin.

“Saya kira peta persaingan kontestasi politik di Kalbar baru bisa terbaca jelas jika PDIP mengumumkan final jagoannya di awal Januari nanti. Partai-partai yang memiliki suara “penggenap” atau minim pasti akan berpikir secara realistis. Yang jelas, Kalbar adalah daerah yang seksi untuk diperebutkan oleh semua partai politik. Kalbar adalah miniatur Indonesia sehingga koalisi di tingkat pusat tidak linear dengan konfigurasi politik di bumi khatulistiwa. Gerindra dan PDIP boleh saja tidak akur di tingkat pusat tetapi jika bicara di Kalbar mereka bisa bergandengan tangan,” ungkap Ari Junaedi yang juga pembimbing mahasiswa tingkat doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung itu. (LAY).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: