Pontianak,Borneonetv .Gubernur Kalbar Drs Cornelis, MH mengingatkan masyarakat Kalbar agar tetap menjaga kekompakan dan toleransi umat beragama, karena ditahun 2018 ini akan banyak tantangan yang akan dihadapi.
“Kita membangun daerah tidak bisa sendiri. Jadi harus ada kekompakan dan kerjasama yang terjalin baik mulai pusat sampai tingkat desa,” kata Drs Cornelis, MH, Senin (1/1), ketika meresmikan Gereja Katolik Paroki Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Jalan Pancasila Kota Pontianak.
Peresmian dihadiri ratusan umat kristiani, pejabat di lingkungan Pemprov Kalbar dan Kota Pontianak serta sejumlah anggota DPR RI.
Menurut Cornelis keberadaan gereja berfungsi sebagai rumah ibadah untuk membangun kualitas keimanan umat, sehingga tokoh umat terutama kalangan kristiani agar membuka diri dan mau bekerjasama dengan pemerintah untuk mensukseskan pembangunan di segala bidang. Selain itu dirinya mengharapkan Gereja sebagai tempat ibadah agar digunakan untuk berdoa kepada Tuhan dan kegiatan rohani lainnya untuk meningkatkan keimanan.
Orang nomor satu di Kalbar itu juga mengingatkan agar tetap menjaga toleransi antar umat beragama, karena agama diturunkan untuk meningkatkan peradaban manusia supaya lebih baik. Agama bukan untuk menciptakan ketegangan dan keributan tapi untuk menciptakan perdamaian.
Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, mengatakan bahwa gereja MRPD adalah gereja katolik termegah ketiga setelah Katedral Santo Yosep Pontianak, Katedral Sintang yang dibangun jaman Gubernur Cornelis. Uskup Agus juga mengapresiasi Cornelis yang selain membangun gereja juga membangun tempat ibadah umat agama lain yang tidak kalah representatif.
Ketua umum pembangunan Gereja MRPD dr. Karolin Margret Natasa mengungkapkan, berdirinya Gereja Katolik Paroki Maria Ratu Pencinta Damai Pancasila di Jalan Pancasila, Pontianak, tidak terlepas dari kerja keras swadaya jemaat dan panitia pembangunan, saat ini sudah bisa diresmikan dan bisa menampung 1000-1500 umat.
Bupati Landak itu menjelaskan, secara keseluruhan proses pembangunan memakan waktu kurang lebih empat tahun. Secara aktif, proses prosesnya sendiri sekitar dua tahun, sejak pemancangan tiang pembangunan pada Mei 2015 oleh Gubernur Kalbar Cornelis.
“Dari Rp37 miliar, Rp 30 miliar merupakan bantuan dari Bapak Gubernur Kalimantan Barat. Sisanya merupakan swadaya umat dan bantuan para donatur serta sumbangan dari beberapa BUMN dan BUMD, bantuan dari Panitia Gereja Katedral Pontianak,” ungkap Karolin. (LAY).