Jakarta-BorneoneTV.Isu dinasti yang dituding oleh karolin-Gidit sengaja dilontarkan lawan politiknya, dinilai Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Puyono, bukanlah isu, namun sudah fakta yang terjadi.
Begitu juga di Kabupaten Mempawah kata Arief, dimana Istri Norsan maju sebagai Bupati Mempawah untuk mengantikannya dalam Pilkada Mempawah
Diakui Arief, memang undang-undang tidak ada yang melarang untuk menerapkan politik dinasti dalam suksesi kepala daerah, semua sah sah saja katanya.
“Masyarakat Kalbar sangat cerdas dan tahu semua itu. Bukan di Kalbar saja terjadi, hampir di beberapa Provinsi juga terjadi politik dinasti. Namun ingat, banyak yang berakhir naas di tangkap KPK,” ingat Arief.
Bahkan papar Arief, fakta membuktikan kalau kepala daerah muda “produk” politik dinasti, baik berbasis pertalian darah maupun kelompok kepentingan, banyak yang harus berhadapan dengan penegak hukum.
“Seperti dua bupati produk dinasti di Sumsel, Gubernur muda Zumizola di Jambi, lalu Cagub Sulawesi Tenggara Mantan Walikota Kendari dan anaknya yang jadi Walikota Kendari juga dicokok KPK. Ya semoga saja di Kalimantan Barat Kepala Daerah atau Calon Kepala Daerah tidak demikian,” doa Arief.
Namun ingat Arief lagi, KPK saat ini sedang mengawasi dengan seksama para Calon Kepala Daerah yang berbau politik dinasti.
“Kalau saya pribadi tidak mempermasalahkan politik dinasti di Kalbar saat ini. Yang Saya takutkan adalah penggunaan politik identitas serta politik sara dan money politik. Terutama untuk mengalahkan Calon Kepala Daerah yang di usung Partai Gerindra dan PAN,” khawatir Arief.
Karena itu Arief, meminta KPU, Bawaslu untuk harus adil dan fair, serta pengawasan para penegak hukum.
“Sebab Milton-Boyman sudah mulai diserang dan dizolimi dengan isu politik identitas dan sara. Untuk itu Saya juga meminta masyarakat Kalbar untuk ikut berpartisipasi mengawasi Pilgub 2018 ini agar berjalan damai dan jujur,” harap Arief. (tim)