Sambas-BorneoneTV.Akun Instagram @sambasinformasi baru-baru ini mengunggah foto seorang pria berusia 17 tahun bernama Hapiji. Potret peria yang tampak terbaring lemah di kasur, dengan kondisi yang memprihatinkan ini, sudah menyita perhatian warganet. Ada 208 akun yang memberikan respon terhadap unggahan ini.
Apalagi menurut kisah ibunya, selama 3 tahun terakhir ini, Hapiji tak pernah keluar rumah. Sehari-harinya hanya terbaring di kasur, duduk dan menonton TV saja. Jelas keadaan ini membuat miris yang melihatnya.
Warga RT 18/ RW 09, Dusun Sinar Harapan, Desa Sempadian, Kecamatan Tekarang, Kabupaten Sambas ini tampak hanya bisa terbaring lemah saat ditemui, Rabu (7/3).
Putra keempat pasangan Muslimin (46) dan Fatiah (45) ini sama sekali tak dapat berbuat apa-apa. Jangankan untuk bekerja atau beraktifitas seperti pemuda pada umumnya. Ia sehari-hari hanya bisa berbaring atau sesekali duduk, itu pun hanya dapat melihat atap seng rumah atau dinding dapur.
Kondisi rumah Hapiji tampak seperti rumah warga pedesaan pada umumnya. Berdinding beton dengan berlantai papan dan beratap seng. Tampak tumpukan padi bertutup terpal di ruang tamunya.
Tubuh Piji tampak kurus, kakinya kaku dan terlihat sulit digerakkan olehnya. Kasur tipis beralaskan kain, menjadi alas tidurnya. Untuk menggeser tubuhnya, Piji harus bersusah payah. Jika pun bisa sedikit bergeser, ia hanya bisa melihat tumpukan padi di dalam karung, tepat di sudut dapur. Pintu dapur tak jauh dari tempatnya berbaring. Jika pintu ini di buka. Maka Piji sedikit dapat lega menghirup udara segar.
Menurut kisah Fatiah, Hapiji selama ini, yang diketahuinya dari dokter yang pernah memeriksa Piji, putranya tersebut menderita penyakit DMD (Duchenne Muscular Dystrophy).
Kabar kelumpuhan Hapiji, yang membutuhkan kursi roda, sampai ke Waka Polres Sambas, Kompol Jovan Reagan Sumual. Setelah kabar tersebut sempat viral di media sosial sejak 3 hari terakhir. Rabu (7/3), menyentuh hati Waka Polres Sambas Kompol Jovan.
Bergetas Jovan ke rumah Hapipi sambil membawa sebuah kursi roda baru serta sembako. Jelas kedatangan Jovan disambut baik orangtua Hapiji, berserta Kadus, Kades dan perangkat Desa Sempadian, serta tokoh masyarakat setempat.
Senyum terpancar dari wajah Hapiji, melihat Kompol Jovan menemuinya yang tengah terbaring di dapur rumahnya. Ia tampak bahagia, saat melihat kursi roda baru yang dibawakan Kompol Jovan.
“Kalau ndak ada ini (kursi roda), dia ndak tahu keadaan di depan,” ungkap Fatiah.
Kompol Jovan kemudian mengajak Hapiji berjalan ke luar rumah. Ia hanya mengangguk saat diajak jalan melihat sekitar rumahnya. Silaunya cahaya matahari, membuat Hapiji mengerdipkan mata berulang kali. Namun ia tersenyum, kini ia bisa leluasa melihat bunga-bunga di pekarangan rumahnya.
“Senang dapat kursi roda baru, selama ini cuma di kasur. Pingin sekolah, supaya bisa baca. Pingin sembuh. Terimakasih kursi rodanya,” jelasnya. (Wuri)