banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Memberikan Kontribusi Terbesar Bagi Perekonomian Kalbar

take : Sekda Kalbar DR HM Zeet Hamdy Assovie, MTM, pada acara pembukaan Sosialisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat Tahun 2018, di Hotel Golden Tulip.(Photo/Lay)
banner 120x600

Pontianak,BorneoneTV. Peran sub sektor perkebunan terhadap perekonomian Kalimantan Barat memiliki arti penting dan strategis, bahkan sub sektor perkebunan menjadi fundamental bagi perekonomian Kalimantan barat, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai tambah atas dasar harga berlaku pada tahun 2016 sebesar Rp. 5,5 trilyun menjadi 12,5 trilyun dari tahun 2015 sebesar 9,74 trilyun.

“Sumbangan tersebut bersumber dari perkebunan rakyat yaitu sebesar Rp. 71 trilyun dan peningkatan terbesar ini berasal dari kontribusi kelapa sawit dari 59,62 persen menjadi 68,41 persen,” kata Pj Gubernur Kalbar, Jumat (6/4), dalam sambutan yamg disampaikan Sekda Kalbar DR HM Zeet Hamdy Assovie, MTM, pada acara pembukaan Sosialisasi Program  Peremajaan Sawit Rakyat Tahun 2018, di Hotel Golden Tulip.

Dikatakannya, dari aspek ketenagakerjaan, sampai dengan tahun 2016 tercatat tenaga kerja di Sub Sektor perkebunan di Kalbar sebanyak 592.899 KK atau 46,10 persen dari jumlah total tenaga kerja dibidang pertanian yang sebesar 1.218.973 orang.

Secara khusus, keberadaan kelapa sawit di Kalbar hingga tahun 2016 menempati posisi yang tertinggi dalam hal luas tanam yaitu sebesar 1.478.879 Ha atau 13,24 persen dari luas tanam kelapa sawit nasional, dengan laju pertumbuhan rata-rata 12,14 persen.

“Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat dalam mengembangkan kelapa sawit cukup tinggi, namun jika dilihat dari produktifitasnya, kelapa sawit di Kalbar masih rendah yaitu sekitar 2.351 Kg/Ha/Tahun (CPO) dibandingkan dengan produktifitas nasional 4.000 Kg/Ha/Tahun (CPO),” jelasnya.

Rendahnya produktifitas kelapa sawit di Kalbar antara lain penyebabnya adalah kurangnya pemeliharaan, belum sepenuhnya petani pekebun menerapkan pola budidaya yang baik dan benar (good agriculture practices/GAP), serta penggunaan benih kelapa sawit yang belum memenuhi standar sertifikasi yang diperkenankan.

Menurut Gubernur, sebagai salah satu daerah sentra pengembangan kelapa sawit di Indonesia, Kalbar memiliki kebun plasma seluas 24.558 Ha yang merupakan eks PIR-BUN, PIR-NES, PIR Trans, dan PIR KKPA yang tersebar di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Landak, Sekadau, Sintang, Melawi dan Ketapang yang terhitung sejak tahun 2018, telah berumur tanam 25 hingga 30 tahun..(lay)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: