Pontianak-BorneonetTV, Pj Gubernur Kalbar Drs Dodi Riyadmadji, MM mengatakan angka prevalensi balita stunting di Kalbar adalah 38,6 persen berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.
“Satu diantara tiga balita di Kalbar masuk kategori stunting,” kata Drs Dodi Riyadmadji, MM, Rabu (18/4), saat hadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kalbardi Hotel Kapuas Palace.
Dikatakannya, tingginya angka prevalensi ini tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain wilayah Kalbar begitu luas yakni sekitar 1,5 kali pulau Jawa dan sulitnya akses pelayanan kesehatan di berbagai daerah di Kabupaten/Kota Kalbar.
“Sulitnya cakupan akses air bersih dan sanitasi lingkungan Kemudian, kurangnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan (nakes) di daerah,” jelasnya.
Pj Gubernur Kalbar juga minta stunting jadi fokus penanganan Pemerintah Pusat, Pemprov dan Pemerintah kabupaten/kota di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Kalbar.
“Stunting jadi fokus penanganan di Kalbar. Hal ini dapat dicapai dengan upaya sinergitas antar stakeholder. Ini sangat diperlukan,” katanya.
Penanganan masalah stunting menjadi salah satu prioritas dalam rencana kerja Pemerintah Provinsi Kalbar dengan memperkuat sinergisme antar sektor terkait, serta upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta.
Dijelaskannya, Revitalisasi posyandu, revitalisasi desa siaga serta pembentukan pusat penanganan gizi buruk ditiap Kabupaten/Kota merupakan upaya konkret yang diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Kalbar.
“Peningkatan cakupan air bersih dan sanitasi lingkungan merupakan intervensi sensitif yang sangat berpengaruh dalam menurunkan prevalensi stunting,” ujarnya. (Lay).