Sambas,BorneoneTv.Masalah pasokan gas elpiji tiga kilogram yang sering tersendat, sehingga mengakibatkan harganya mengalami kenaikan dikabupaten Sambas mendapatkan perhatian dari Ivandri, anggota DPRD kabupaten Sambas. Masih terjadinya kelangkaan gas 3 kilogram disejumlah wilayah dikabupaten Sambas menurut legislator Partai Persatuan Pembangunan ini. Bisa saja karena beberapa faktor. “Mungkin saja disebabkan permintaan akan gas tiga kilogram meningkat, atau memang kabupaten Sambas memerlukan penambahan kuota untuk gas 3 kilogram,” ujar Ivandri, Sabtu (5/5).
Disebutkan oleh Ivandri, seperti diketahui bersama jika gas tiga kilogram merupakan gas yang bersubsidi pemerintah.
“Sebagai barang bersubsidi ada batasan harga dalam perjualannya, semestinya gas 3 Kg ini, di peruntukan kepada rumah tangga tidak mampu. Begitu juga apabila agen menjual dengan harga lebih tinggi daripada harga yang di tetapkan pemerintah, itu adalah pelanggaran. Selain itu juga, menjual gas bersubsidi kepada masyarakat yang mampu juga merupakan pelanggaran,” katanya.Untuk itu disebutkan oleh Ivandri, agar gas subsidi tersebut tepat sasaran langkah tegas harus di ambil oleh pemerintah kabupaten Sambas.
Sebaiknya pemkab berkerjasama dengan pihak kepolisian, menertibkan dahulu dalam hal penyaluran gas 3 Kg. Kemudian apabila dalam penertiban masih juga kurang, pemkab melalui dinas perdagangan bisa meminta penambahan kuota gas 3 kilogram kepada Pertamina. Dengan harapan ke depan tidak ada lagi kelangkaan gas 3 kg,” ucapnya.Kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram, sering dirasakan oleh warga dikabupaten Sambas.
Seperti yang dialami oleh warga di kecamatan Tebas, Rina salah satu warga di Tebas mengatakan diwaktu tertentu dirinya sering kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram.Akibatnya, harga gas elpiji yang biasa ia beli dengan harga Rp 20 ribu, terpaksa ia tebus dengan harga Rp 25 ribu per tabung 3 kilogram. Ia bahkan terlebih dahulu berkeliling kota Tebas, untuk mendapatkan gas elpiji tiga kilogram.
“Yang kami heran, gas elpiji tiga kilogram sulit didapat itu pada waktu tertentu.
Biasanya, kalau akhir minggu sulit mendapatkan gas tersebut. Kalaupun ada, harganya tidak kurang dari Rp 25 ribu, harga itu kita beli di pasar Tebas,” ungkapnya.
Ia mengakui, akibat tidak ada pilihan terpaksa membeli gas elpiji tiga kilogram dengan harga Rp 25 ribu tersebut.
Diungkapkan oleh Rina, harga gas elpiji tiga kilogram yang paling murah ia beli dengan harga Rp 23 ribu.
“Namun sekarang sudah tidak ada lagi pengecer yang menjual dengan harga tersebut, kami berharap ada perhatian dari pemerintah dalam ini,” katanya. (Gindra)