Kubu Raya, BorneOneTV – Dalam Rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-73 Tentara Nasional Indonesia, Kodam XII/Tanjungpura menggelar Seminar Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), di Aula Makodam XII/Tpr, Kamis (27/9).
Seminar Penanggulangan Karhutla ini dibuka secara resmi oleh Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Achmad Supriyadi dan dihadiri Wakil Gubernur Kalbar H Ria Norsan, Kasdam XII/Tpr Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh, Danlantamal XII Pontianak Laksma TNI Gregorius Agung W. D.M.Tr (Han), Forkompinda Kalbar dan Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Kalbar.
Seminar Penanggulangan Karhutla ini mengusung tema “Membangun Empati dan Tanggung Jawab bersama Masyarakat, Pengusaha dan Pemerintah terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Barat”.
“Saya rasa persoalan kebakaran hutan dan lahan ini pantas untuk diangkat sebagai topik dalam suatu kegiatan seminar yang melibatkan pihak pemerintah maupun Stackholder yang berkaitan dengan peran serta dan fungsi tugasnya dalam menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan lahan,” kata Mayjen TNI Achmad Supriyadi saat membuka Seminar Penanggulangan Karhutla di Aula Makodam XII/Tpr.
Pangdam XII/Tpr juga berharap, kiranya kegiatan ini dapat membawa manfaat dan penyelamat sehingga tidak muncul lagi Kebakaran Hutan dan Lahan di kemudian hari di wilayah Kalbar.
“Kabut asap yang menyelimuti Wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya menimbulkan dampak yang negatif terhadap kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Dikatakannya, dampak yang ditimbulkan yaitu, terhadap lalulintas udara, pendidikan dan juga menganggu terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian. Transportasi darat, laut dan udara banyak menjadi terkendala, apa lagi dilihat dari kaca mata arus transportasi udara.
Permasalahan lalulintas udara, jadwal penerbangan banyak terjadi penundaan bahkan sampai pembatalan jadwal penerbangan akibat jarak pandang yang relatif pendek dan terbatas, sehingga menyulitkan untuk dilaksanakannya baik take off maupun landing pesawat.
Pada bidang pendidikan mengakibatkan kondisi yang memaksa pemerintah setempat untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah, hal tersebut bertujuan, mengantisipasi timbulnya dampak gangguan kesehatan terhadap para murid sekolah.
“Dampak asap dari Karhutla terhadap gangguan kesehatan, dimana asap yang ditimbulkan menjadi polusi udara yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), asma dan penyakit paru,” ujarnya.
Sedangkan pengaruh terhadap perekonomian yaitu, perdagangan, hotel, industri makanan, kontrak bisnis yang batal, atau berkurangnya wisatawan yang berkunjung, harus terhambat akibat dampak Karhutla ini.
“Saat ini, kami lebih mengedepankan peran mahasiswa terlebih dahulu sebagai akademisi yang akan menjadi calon-calon pemimpin di kemudian hari, untuk diajak memberikan saran dan sumbangsihnya dalam penanggulangan Karhutla di Kalbar,” katanya.
Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai
Betapa masalah Karhutla dari tahun ke tahun tetap menjadi momok atau problem pada umumnya di luar negeri dan negara kita Indonesia, serta pada khususnya lagi di Provinsi Kalbar.
“Saya berharap dalam seminar ini akan terbangun dan terjalin hubungan yang saling membantu untuk mencarikan solusi, bagaimana metode yang baik dalam menanggulangi Karhutla di Kalbar,” harapnya.(Lay).