Pontianak, BorneOneTV – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, H Ria Norsan, memaknai Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sesungguhnya adalah untuk meneladani setiap pikiran, ucapan, dan tindakan Nabi Muhammad SAW.
“Kita patut meneladani buah pikiran Rosullullah yang cerdas dan jernih, ucapan
yang santun dan lembut, tindakan yang arif dan bijaksana serta memegang teguh kejujuran dalam setiap langkah dan ucapannya. Itulah perilaku yang diwarnai oleh akhlak mulia, Akhlaqul Karimah,” ucap H Ria Norsan, saat menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Ponpes Darunna’im Kota Pontianak.
Lihat juga Anak Bakar Rumah Orang Tuanya, Pelaku Melarikan Diri
Dia meminta umat untuk melaksanakan ajaran dan mencontoh akhlak Rasullullah SAW, maka umat Islam akan mampu menghadapi berbagai hambatan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari secara bijaksana.
“Oleh karena itu, sebagal umat Rasulullah kita harus menjaga dan menjalankan ajaran Nabi Muhammad SAW secara sungguh-sungguh, dan menjadikan figur pribadi Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah atau tauladan yang baik,” ucapnya.
Lihat juga Wagub Kalbar Ajak Jaga Silaturahmi Dalam Keragaman Agama, Budaya dan Adat
Peringatan Maulid Akbar ini hendaknya tidak hanya sekedar acara serimonial belaka, akan tetapi dapat dijadikan sebagal wahana merefleksikan pikiran dan hati kita serta dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah diajarkan dan dapat dijadikan contoh dan teladan dalam membangun keluarga, masyarakat dan daerah Kalimatan Barat yang tercinta ini.
Sebagaimana juga kita ketahui bersama, saat ini salah satu fenomena yang terjadi di sekitar kita adalah munculnya pemahaman agama yang eksklusif, cenderung radikal dan tertutup. Sementara di sisi lain terjadi penurunan nilai moral serta akhlak generasi muda sehingga terjadi berbagai pelanggaran norma serta tindak kejahatan di sekitar kita seperti maraknya pelecehan seksual, penghinaan, pembunuhan, penipuan, yang berdampak pada goyahnya sendi-sendi kehidupan kita sebagai bangsa yang beradab dan beragama.
Lihat juga Gubernur Kalbar : Jaga Harmonisasi Antar Umat Beragama
Maraknya peredaran obat-obat terlarang seperti Narkoba yang menyasar para generasi muda bangsa ini sehingga kini telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Tentu Pemerintah, ulama dan orang tua, tidak bisa menutup mata, berdiam diri dan hanya bicara, akan tetapi juga harus berbuat sesuatu mengingat anak-anak merupakan generasi penerus sekaligus aset bangsa yang harus dijaga sehingga terbebas dari bahaya dan pengaruh negatif.
“Makna Peringatan Maulid Nabi, sesungguhnya adalah untuk meneladani setiap pikiran, ucapan, dan tindakan Nabi Muhammad SAW. Kita patut meneladani buah pikiran Rosullullah yang cerdas dan jernih, ucapan yang santun dan lembut, tindakan yang arif dan bijaksan setiap langkah dan ucapannya. Itulah perilaku yang diwarnai oleh akhlak mulia, Akhlaqul Karimah,” kata dia.
Untuk membentengi para generasi muda terutama para siswa dan mahasiswa dari
hal-hal negatif maka perlu ditanamkan dan diwariskan nilai-nilai keagamaan secara terus menerus, agar umat dapat memahami makna ajaran agama secara benar dan terarah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang taat melaksanakan ajaran agamanya dengan rukun, damai dan sejahtera.
“Tantangan kita kedepan adalah bagaimana membangun masyarakat Kalimantan Barat yang beriman dan berakhlak mulia serta mempunyai daya saing yang tinggi di era globalisasi dewasa ini. Kondisi ini hanya bisa dicapai bilamana dalam setiap diri pribadi, pelaku dunia usaha serta seluruh elemen masyarakat tertanam komitmen yang kuat untuk bersatu, saling mendukung dan memiliki semangat kebersamaan untuk membangun daerah ini sesuai kemampuan dan kesempatan yang dimiliki,” kata dia.
Media sosial sebagai produk teknologi seharusnya perlu didayagukanan untuk memperkuat ukhuwah, mempererat tali silaturahim dan persaudaraan muslim. Namun, pada faktanya, seringkali medsos disalahgunakan.
“Medsos digunakan sebagai ajang untuk saling mencaci, mem-bully, menyebarkan ghibah, fitnar mengadu domba, dan permusuhan apa lagi seperti sekarang ini di tahun politik. Medsos sebaiknya digunakan untuk kemaslahatan dan kebaikan, serta merajut persaudaraan, bukan untuk menebar gosip, hoaks, fitnah, dan adu domba, agar bijak dalam memanfaatkan medsos. Kemudahan komunikasi mestinya dijadikan wahana penyambung silaturrahim dan pengokoh ukhuwah,” ucapnya. (Andhika Lay).