Pontianak ,BorneoneTV -Gubernur Kalbar H Sutarmidji meminta kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) agar dapat mengurusi tata niaga beras ini dengan baik.
“Saya minta tata niaga beras jangan jadi sektor penyumbang inflasi di Kalbar,” pinta H Sutarmidji, Kamis (3/1), saat melaunching Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium Tahun 2019 di Halaman Kantor Bulog Divisi Regional Kalbar.
Dikatakannya, Tahun 2018 lalu, Pemprov Kalbar menutup tahun dengan inflasi yang lumayan tapi tidak melebihi target dan hanya 3,85 persen saja. “Ini dapat membuat daya beli lebih baik. Alhamdulillah, Inflasi sektor pangan paling stabil. Tahun 2018, Sektor beras tidak menjadi penyumbang inflasi,” jelasnya.
Sektor beras bulan ini tidak menjadi penyumbang inflasi, namun mantan Wali Kota Pontianak meminta kepada Bulog untuk mengurusi tata niaga beras dengan ketetsedian beras medium di daerah-daerah di Provinsi Kalbar harus cepat dan tanggap. “Beras medium harus miliki Broken 15 persen, jangan sampai brokennya 20 persen. Broken ini bukan konsumsi manusia tapi konsumsi ternak,” ingatnya.
Disamping itu, Gubernur Kalbar juga meminta kepada Bulog Kalbar untuk dapat mengawasi dan mengontrol distributor yang menjadi Mitra Bulog dalam tata niaga beras. Bulug juga harus menjadi pusat informasi dengan ketersedian beras di Kalbar. “Artinya, pihak swasta yang masukan berasnya, Bulog harus tahu,” ingatnya lagi.
Gubernur Kalbar kembali mengingatkan kepada Bulog Kalbar agar dalam tata niaga beras untuk dapat menerapkan sistem beras bulog 1 harga di Kalbar, jangan 14 harga. “Kalau BBM bisa terapkan sistem 1 hargaharga, Bulog juga harus terapkan sistem beras bulog 1 harga,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalbar, Sabaruddin Amrullah mengatakan Launching ini dalam rangka menjaga stabilisasi harga beras di Pasar, Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan Operasi Pasar yang dinamakan kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga.
TONTON JUGA :
“Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai Operasi Pasar telah berjalan dari tahun lalu dan terbukti mampu menekan harga beras medium di pasar,” kata Sabaruddin Amrullah.
Kegiatan ini pada tahun 2019 dilaunching secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 3 Januari 2019 dengan melibatkan Pemda, Disperindag, Satgas Pangan dan instansi terkait.
Diharapkan dengan kegiatan Operasi Pasar ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras dengan harga yang lebih terjangkau dan menjaga stabilisasi harga beras di pasar.
Dengan kegiatan KSHP ini Bulog mampu mengendalikan inflasi tahun 2018 dari
kelompok Bahan Makanan. Perum Bulog telah mempersiapkan stok yang cukup untuk mendukung program Pemerintah tersebut. “Stok Bulog aman sampai memasuki masa Panen berikut,” jelasnya.
Memasuki musim penghujan dimana berdasarkan informasi BMKG potensi Bencana Banjir, Longsor dan gelombang tinggi sudah diantisipasi Bulog dengan menyebarkan stok ke seluruh pelosok wilayah Indonesia sehingga kekhawatiran adanya Gangguan distribusi kebutuhan bahan pangan Pokok khususnya Beras. “Insya Allah aman dan stok cukup tersedia dengan baik,” ucapnya. (Lay).