Wagub Kalbar : Optimalkan Peran KPA Yang Sudah Terbentuk

Pontianak.BorneOneTV-Wakil Gubernur Kalbar H Ria Norsan berharap optimalkan peran Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang telah terbentuk di setiap Kabupaten/Kota dan menyediakan penganggaran melalui APBD Kabupaten/Kota secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

“Saya harap, kita semua dapat mengoptimalkan peran KPA yang sudah terbentuk di setiap Kabupaten/Kota,” kata H Ria Norsan, Kamis (19/9) saat Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanggulangan AIDS di Kalbar Tahun 2019 di Praja II Kantor Gubernur Kalbar.

Selain itu, Wagub Kalbar H. Ria Norsan mengatakan salah faktor penting yang harus di bangun dan dikembangkan adalah kesamaan persepsi dalam antar KPA Provinsi, KPA Kabupaten/Kota dan berbagai elemen masyarakat, sehingga akhirnya epidemi HIV/-AIDS di Provinsi Kalbar dapat menurun dan di kendalikan.

Berdasarkan epidemi HIV dan AIDS di Prov Kalbar berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kalbar berada dalam tahap penyebaran yang terkonsentrasi pada kelompok-kelompok berisiko tinggi, akan tetapi beberapa kasus juga sudah ditemukan pada ibu rumah tangga dan bayi-bayi yang mendapatkan infeksi penularan dari suami/ayahnya.

Data dari Dinkes prov Kalbar tahun 1993 sampai dengan Desember 2018 tercatat penularan HIV di seluruh Prov Kalbar sebanyak 7114 kasus dan AIDS sebanyak 4170 kasus, diantaranya 1114 orang telah meninggal dunia. Dari jumlah kasus HIV tersebut diketahui sebagian besar dalam kategori usia produktif 20-49 tahun dengan prosentanse sebanyak 80,52%. Hal ini tentu berdampak pada perubahan generasi muda sebagai penerus kemerdekaan pembangunan bangsa Indonesia.

Jumlah tersebut menurut H. Ria Norsan adalah jumlah yang diketahui dan terdata melalui fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada, dan tidak menutup kemungkinan kasus lapangan akan jauh lebih besar karena masih banyak orang-orang yang berisiko tinggi belum melakukan test HIV dan tidak menyadari sudah tertular virus ini.

Selain itu, posisi Kalbar saat ini merupakan satu provinsi di Indonesia dengan tingkat kerawanan yang tinggi dalam penyebaran HIV, apalagi ditambah penularan yang sulit terdeteksi, sehingga jumlah kasus yang dilaporkan jauh dari ke adaan yang sebelumnya, atau yang populer tersebut sebagai penomena gunung es. (Lay).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: