Pontianak ,BorneoneTV -Pangdam XII /Tpr Mayjen TNI Muhammad Nur Rahman merasa bangga dengan semangat kebersamaan dalam Rajut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ragam budaya, bahasa, agama, suku dan ras tidak membuat bangsa ini terpecah, tapi keberagaman ini menjadi kekuatan kita untuk rajut persatuan,” kata Mayjen TNI Muhammad Nur Rahman usai menjadi Irup Peringatan HUT TNI Ke 70 dan menyaksikan Tarian Kolosal bertajuk Bhinneka Tunggal Ika di Halaman Makodam XII/Tpr.
Sementara itu, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, sebagai alat negara, tugas TNI tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks. Perkembangan dunia telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru. Kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak disruptif di berbagai bidang.
“Hal ini telah menjadikan konsep peperangan menjadi tidak lagi terbatas dalam suatu batas teritorial dan masuk ke berbagai dimensi,” kata Panglima TNI, Sabtu (5/10), dalam amanat yang disampaikan Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Muhammad Nur Rahman saat menjadi Irup HUT TNI ke 74 di Lapangan Makodam XII/Tpr.
Sebagai contoh, kata mantan Kasau, perang siber yang disertai perang informasi, walaupun tidak menghancurkan, namun sangat merusak bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Konsep-konsep inipun mengaburkan filosofi perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut terjadi di masa damai. Ditambah lagi potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Ancaman militer dan non militer berubah dan TNI harus siap menghadapinya.
“Menghadapi kompleksitas ancaman di atas, diperlukan Postur TNI ideal yang dibangun sesuai kebijakan pertahanan negara dan disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan,” jelasnya. Dikatakannya, pembangunan Postur TNI meliputi pembangunan kekuatan, pembinaan kemampuan dan gelar kekuatan TNI.
Dalam rangka pembangunan kekuatan TNI, telah dibentuk beberapa organisasi baru pada kurun waktu 2018 s.d 2019, yaitu:Pembentukan Divisi Infanteri-3/ Kostrad, Koarmada III, Koopsau III dan Pasmar-3 Korps Marinir pada tanggal 11 Mei 2018, guna menghadapi trouble spot diwilayah Indonesia bagian Timur.
Kemudian, Pembentukan Satuan TNI Terintegrasi (STT) Natuna pada tanggal 18 Desember 2018 sebagai pangkalan aju bagi unsur-unsur TNI yang beroperasi di wilayah utara Indonesia, dan Pembentukan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI pada tanggal 30 Juli 2019 untuk menyelenggarakan operasi
khusus guna menyelamatkan kepentingan nasional di dalam maupun di luar wilayah NKRI, serta Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, II dan III pada tanggal 27 September 2019 untuk menyelenggarakan kampanye militer, operasi gabungan dan operasi lainnya dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI. “Dalam melaksanakan tugas pokoknya, TNI harus bahu-membahu dan bersinergi dengan berbagai komponen bangsa lainnya. Berbagai kekuatan yang bersatu itu akan menghasilkan energi yang luar biasa bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.(Lay )