Malang, BorneOneTV – Biarpon pergi jaoh kemane, sunggoh susah nak ngelupakannye. Memang tidak dapat dipungkiri walaupun jauh pergi merantau, Kalimantan Barat tetap di hati. Agaknya kalimat diatas menjadi bukti kecintaan terhadap kampung halaman zsudah terpatri di hati putra – putri daerah yang merantau ke Malang. Putra – putri daerah yang berada dalam satu payung kekeluargaan ini, mencoba untuk menghadirkan suasana kampung halaman dengan mengikuti 3 rangkaian acara kebudayaan di Malang.
Terdapat 3 Festival yang diikuti oleh putra putri Kalimantan Barat di tahun ini yaitu Festival Nusantara Universitas Negeri Malang (UM), Harmoni Semesta Universitas Islam Negeri (UIN), dan Kampung Budaya Universitas Brawijaya (UB). Ketiganya masih dalam satu payung koordinasi dari Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPMKB) Malang Raya.
Serentak, untuk ketiga festival ini mereka mengusung tema TIDAYU ‘Tionghoa Dayak Melayu’ hal ini bertujuan untuk mengenalkan keberagaman suku budaya di Kalimantan Barat yang dapat hidup berdampingan damai. Hal ini juga menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai pengingat agar kita dapat selalu hidup rukun. Konsep yang sudah digadang – gadangkan sejak awal tahun 2019 ini ternyata berhasil membawa nama Kalimantan Barat semakin dikenal. Prestasi yang diraih oleh putra putri daerah Kalbar ini juga tidak tanggung – tanggung. Untuk Festival Nusantara UM, mereka berhasil memboyong Juara Umum 2, juara 1 stand bazar, juara 2 aransemen lagu daerah.
Sedangkan di Harmoni Semesta UIN mereka berhasil menampilkan kebudayaan Kalbar dengan optimal. Tak cukup sampai disitu, untuk di Kampung Budaya UB yang juga baru pertama kalinya diikuti, mereka berhasil melekatkan predikat Juara Umum pada Kalimantan Barat, diikuti dengan terpilihnya stand Kalimantan Barat sebagai juara 3 dan juara 1 Fashion show baju adat.
Bangga Kenalkan Kebudayaan TIDAYU Kalbar
Untuk persiapannya sendiri dikerjakan sekitar 1 bulan saja, namun sudah sejak dua bulan sebelum acara festival yang pertama terlaksana mereka sudah mulai berkoordinasi dengan beberapa forum daerah Kalbar yang ada di Malang. sejak awal, tujuan utama dari mereka mengikuti rangkaian festival ini untuk melestarikan kebudayaan.
“Budaya ini bukan untuk diperlombakan tetapi untuk dilestarikan karena pada intinya budaya tiap daerah itu berbeda – beda, tinggal bagaimana orang tersebut membawa untuk melestarikannya dengan sungguh sungguh atau tidak” ujar Raisa salah satu konseptor untuk stand. “Menang itu bonus, yang penting kenyamanan dan keikhlasan kalian dalam menjalankan rangkaian kegiatan ini” tambah Owen Ega.
Menjadi pendatang di tanah orang, juga sempat mempengaruhi perasaan mereka. Mengenalkan budaya kita kepada orang lain bukanlah hal yang sepele, salah – salah memberi informasi bisa membuat apa yang di sampaikan menjadi salah maksud atau tidak tersampaikan dengan baik.
Untuk festival budaya di UM dan UIN, di dalam stand Kalimantan Barat dipamerkan replika Tugu Khatulistiwa, miniatur Vihara Tri Dharma Bumi Raya, miniatur Rumah Radakng, miniatur Keraton Kadariyah, ornamen dayak yang diwakili dengan tameng, mandau, pantak dan beberapa aksesoris dayak lainnya, ornamen tionghoa yang diwakili dengan pemasangan lampion, serta manggar sebagai ornamen pelengkap dari melayu. Tak ketinggalan mereka juga memasak mie asin juga bubur pedas. Sedangkan untuk di UB, mereka menambahkan foto – foto acara kebudayaan dan tempat – tempat wisata di Kalbar, kerajinan tangan dari Kubu Raya, beberapa kain khas Kalbar, Bingke dan kerupuk basah, tak ketinggalan foto tokoh Kalbar yang merancang lambang negara yaitu Sultan Hamid II.
Meskipun sempat terkendala masalah waktu karena jadwal kuliah mereka yang berbeda antar kampus, juga pendanaan dalam proses pembuatan stand maupun maskot, mereka berhasil menutupi kendala tersebut. Untuk itu demi terselenggaranya 3 rangkaian acara tersebut, 3 forda yang ikut ambil andil dalam proses rangkaian acara ini seperi Ikatan Mahasiswa Kalimantan Barat Universitas Brawijaya (IMKALBAR UB), Ikatan Mahasiswa Kalimantan Barat Universitas Islam Negeri (IMKB UIN) dan juga dari KPMKB sendiri, saling menutupi kekurangan dana.
“Alhamdulillah, sewaktu acara rangkul maba ketika Pak Ria Norsan datang ke Malang september yang lalu, beliau ada memberikan buah tangan untuk modal kami dalam mengikuti kegiatan ini. Di tambah lagi dengan patungan dari teman – teman Kalbar di 3 kampus itu” jelas Rahman, salah satu koordinator Kalbar untuk acara di UIN.
Seperti yang di targetkan oleh Ketua Umum KPMKB Malang Raya, Muhammad Arisqi Septian agar Kalimantan Barat menjadi terkenal melalui 3 festival ini. Terbukti dengan ramai yang nyaris padat antusias pengunjung di ketiga festival ini ketika melihat ada stand Kalimantan Barat hingga menjadi juara umum. Menurut salah satu juri di Kampung Budaya UB, Kalimantan Barat menjadi juara umum dalam festival tersebut karena keunikan dalam menata dan menjelaskan informasi 3 etnis yang berdampingan. Hal ini tidak tak lepas dari usaha mereka yang belajar dari senior – senior, melihat langsung acara yang diselenggarakan oleh KPMKB se-Jawa dan acara kebudayaan di kampung halaman sejak setahun yang lalu.
Untuk bisa lebih mengenalkan kebudayaan Kalbar, mereka merasa masih perlu belajar lagi agar menghilangkan stigma bahwa Kalbar itu hanya hutan saja
“Untuk di stand masih kurang heboh, kuncinya juga di penjaga standnya harus bisa lebih menarik perhatian pengunjung agar bisa mengerti dengan budaya Kalbar” timpal Raisa.
Kedepannya mereka berharap bisa menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah provinsi Kalimantan Barat lebih lanjut untuk memperkaya tampilan stand dan penampilan budaya Kalimantan Barat. [Rilis/Tim]