Pontianak, BorneOneTV.com – Saat ini, nilai perolehan nelayan di Kalbar sudah diatas 100 persen bahkan pernah naik menjadi 120 persen. Karena nilai tukar nelayan sudah 100 persen, seharusnya ekonomi para nelayan baik. Demikian disampaikan Gubernur Kalbar, Sutarmidji saat memberikan sambutan pada Konferensi Pers Penangkapan Kapal Ilegal Fishing di Laut Natuna Utara bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontinak, Desa Sungai Rengas, Kamis (9/1).
“Mudah-mudahan, nelayan kita terus sejahtera,” harapnya.
Sutarmidji menyebut, sumber daya laut di Kalbar yang paling besar ada di Kabupaten Kayong Utara. Hanya saja saat ini terkendala infrastruktur penunjang, seperti listrik. “Cuma sekarang ini, masalahnya tangkapan nilai ekonomis tidak begitu tinggi, jika pakai genset tidak ekonimis,” ujarnya.
Sutarmidji mengatakan, Pemprov akan mencari solusi agar hasil tangkapan nelayan di Kayong Utara bisa bernilai tinggi. “Satu-satunya jalan, Insyaallah, kami akan membuat, memotong jalan sepanjang 30 Km dan itu Kayong bisa tempuh ke Pontianak cuma 5 jam. Ada pelabuahan Kijing kalau untuk di ekspor, mudah-mudahan bisa ke situ,” tuturnya.
Sutarmidji menyatakan, Pemprov akan terus bersinergi. Kemudian untuk nelayan antar perairan Provinsi, ia setuju langsung ditangani Kementerian. “Agar nelayan Kalbar mau ke (perairan) Riau tidak perlu izin lagi dan sebaliknya. Supaya ikan di perairan kita bisa dinikmati oleh para nelayan,” ucapnya.
Program ke depan, Pemprov mengakaji supaya saat di laut nelayan tidak lagi mencari ikan. Jadi nelayan ke laut untuk mengambil ikan. “Sekarangkan, masih ada nelayan yang tangkap ikan, ada yang cari ikan. Kalau cari ikan dia tidak ekonomis, nanti BBM bisa habis dia tidak dapat apa-apa. Tapi kalau dia ngambil ikan kita perlu terknologi,” pungkasnya. (BorneOneTV)