banner 120x600

Yayasan Solidaridad Network Indonesia Sosialisasi Sertifikasi ISPO di Nanga Taman

Secretary of the Yayasan Solidaridad Network Indonesia, I Nyoman Oka Tridjaja, PhD,. foto bersama dengan Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sekadau, Ipan Nurpatria, S. Hut., M.T., dan peserta yang hadir, Selasa (14/1). Istimewa
banner 120x600

Sekadau, BorneOneTV.com – Solidaridad Network Indonesia mengadakan Lokakarya Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) di Aula Pertemuan Kantor Camat Nanga Taman, Selasa, (14/01). Lokakarya ini agar petani sawit swadaya mengetahui tahapan dan dokumen yang harus dipersiapkan pada saat mengajukan sertifikasi ISPO.

Secretary of the Yayasan Solidaridad Network Indonesia, I Nyoman Oka Tridjaja, PhD dalam sambutannya menjelaskan, ISPO merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pertanian  untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di tingkat dunia. Dan ikut berpartisipasi memenuhi komitmen Presiden RI menurunkan efek  rumah kaca serta memberi perhatian terhadap masalah lingkungan di Indonesia. Ia menambahkan, ISPO menjadi senjata ampuh untuk melawan isu negatif kelapa sawit Indonesia.

“Ada empat tujuan utama memiliki seterfikasi ISPO yaitu,  mendorong usaha perkebunan untuk menaati peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, meningkatkan kesadaran perusahaan kelapa sawit untuk memperbaiki lingkungan, melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, dan mengikatkan daya saing minyak sawit indonesia di pasar internasional,” paparnya.

I Nyoman mengatakan, capaian sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan untuk kebun milik petani rakyat cenderung masih rendah dibanding realisasi secara keseluruhan, padahal area sawit milik petani rakyat mencakup 45% dari total luas kebun sawit di Indonesia yang mencapai 14 juta hektar.

I Nyaman menyebutkan, per Agustus 2019 sertifikat ISPO yang diterbitkan terdiri dari 556 perusahaan, 6 Koperasi Swadaya, dan 4 Koperasi Unit Desa Plasma. Dengan total luas areal 5.185.544 hektar, Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 2,961.293 Hektar.  “Oleh karna itu perlu dilakukan soslialisasi ISPO untuk percepatan seterfikasi  kebun swadaya masyarakat agar petani dapat mengetahui tahapan sertefikasi dan merasakan manfaatnya,” pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan Lokakarya tersebut Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sekadau Ipan Nurpatria, S. Hut. M.T. Kasi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan, Rahim, SP. Juga hadir perwakilan Camat Nanga Taman, Emelia. Perangkat Desa dan Petani Sawit Mandiri Desa Sui Lawak, Senangak, Nanga Kiungkang, Rirang Jati, Meragun dan Lubuk Tajau. (Krisantus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: