banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Motif Penganiayaan Kakak Beradik di Cafe Mama Masih Didalami Polisi

Cafe Mama, Jalan 28 Oktober, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Rabu (29/1). Dodi/BorneOneTV
banner 120x600

Pontianak, BorneOneTV.com – Kepolisian masih mendalami motif penganiayaan kakak beradik di Warung Kopi, Cafe Mama, Jalan 28 Oktober, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Rabu (29/1). Kejadian siang itu, Asri (36) meregang nyawa dan Arsyad mengalami luka-luka.

“Kami masih mendalami, namun dari keterangan beberapa saksi yang sudah kami dapatkan bahwa memang  pelaku tiba-tiba masuk dan langsung ngamuk di dalam cafe tersebut dan ditegur korban,” kata Kombes Pol Komarudin, Kapolresta Pontianak Kota.

Komarudin menuturkan, pelaku berinisial RW (30). Di dalam cafe, RW menendang-nendang kursi. Tingkah laku RW ditegur dari salah satu pengunjung Caffe Mama, Arsyad, “Namun pelaku malah tidak terima dan melakukan upaya penyerangan,” ujarnya.

Lanjut Komarudin, Asri yang merupakan adik kandung Arsyad, berupaya membantu melerai. “Namun mendapatkan serangan dari pelaku, hingga mengalami luka tusukan di tubuh korban hingga  meninggal dunia,” ungkapnya.

Komarudin menjelaskan, Arsyad mengalami sayat di lengan. Sedangkan Asri mengalimi luka tusuk di dada sebelah kanan, luka gores di perut dan siku kiri. “Pelaku sudah diamankan, sempat dibawa ke rumah sakit bhayangkara, karena ada beberapa luka yang juga dialaminya,” ucapnya.

Terkait dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa, Komarudin mengatakan, kalaupun mengalami gangguan jiwa tentunya ahli yang akan menyatakan hal tersebut. “Sementara proses sesuai dengan prosedur dulu,”

Komarudin menyatakan, terhadap pelaku dikenakan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan korbannya meninggal dunia dan luka-luka.  Kepolisian sudah mengamankan barang bukti sebilah pisau.

“Menurut saksi, pelaku memang sudah membawa pisau. Begitu masuk pisau di sebelah kanan, sarung opisau ada  di sebelah kiri. Nendang-nendang, teriak-teriak ditegur oleh korban,” tutur Komarudin. (Dod)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: