Sanggau, BorneOneTV.com – Puluhan siswa SD di Kecamatan Tayan Hulu melukai tangannya sendiri menggunakan silet. Informasi yang didapat wartawan di lapangan puluhan murid itu terdiri dari kelas satu sampai kelas enam. Silet dibeli di toko.
Mendengar keluhan orang tua murid, pihak sekolah pada Kamis (13/2) menggelar pertemuan untuk menindak lanjuti hal yang dinilai tak diluar batas kenakalan anak tersebut. Ketiaka media ini mendatangi sekolah, tak satupun guru mau memberi keterangan.
DA orangtua Okt yang ikut menyilet tangan menuturkan hasil pertemuan pihak sekolah dengan orangtua murid. “Pihak sekolah hanya meminta orangtua lebih aktif mengawasi anak-anak di rumah,” ujarnya saat ditemui dirumahnya, Jumat (14/2).
Sementara, Okt mengaku dirinya disuruh abang kelasnya. “Kalau tidak mau saya dibilang banci karena takut,” ucapnya.
Terpisah, anggota DPRD Kabupaten Sanggau daerah pemilihan Tayan Hulu, Hery Wijaya prihatin terhadap hal tersebut. Hery mengimbau agar para orangtua dan guru lebih meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Ini pelajaran bagi kita semua, karena kita juga inikan orangtua. Pihak sekolah juga harus mengawasi. Karena anak-anak kita itukan kurang lebih 6-7 jam di sekolah, sisanya di rumah dan lingkungan bermain. Intinya awasi sama-samalah,” ujarnya.
Politisi Partai Perindo itu mengaku bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak positif dan negatif, terutama bagi anak-anak. “Setiap orang tua pasti sayang dengan anaknya. Apapun yang diminta pasti diberi, termasuk Handphone. Tapi ingat, jangan dibiarkan begitu saja, awasi, batasi waktunya, jangan sampai mengganggu jam belajar,” pesannya (Hery JB)