Singkawang BorneoneTV .Com – Sebanyak 9 atap rumah warga yang terletak di Jalan Barito dan Jalan Jeruk, Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang Tengah beterbangan dan rusak akibat disapu angin puting beliung yang disertai dengan hujan deras, Sabtu (2/5) sekitar pukul 10.40 WIB.
Dari kejadian itu, sejumlah warga pun langsung memberikan pertolongan secara swadaya, agar kerusakan atap tidak semakin parah. Pasalnya, hingga pukul 14.30 WIB hujan deras masih terus mengguyur Kota Singkawang.
Salah satu korban angin puting beliung, Umi mengatakan, selain atap rumahnya, beberapa atap rumah warga lainnya juga mengalami kerusakan.
“Seperti atap rumah bapak Faisal, Aphin, Sutrisno, Sujatmiko, Sugianto, Imran dan atap rumah yang ditinggali oleh seorang guru,” katanya.
Dia mengungkapkan, sebelum kejadian angin puting beliung, hujan memang sangat deras. Kemudian, ada suara gemuruh dan tiba-tiba teras lantai dua langsung roboh.
“Saat atap teras lantai dua roboh, kami semua berada di lantai bawah. Ndak ada yang berani untuk naik dan melihat ke lantai dua,” ujarnya.
Begitu hujan agak reda, barulah dia beserta keluarga naik ke atas untuk melihat kejadian yang sebenarnya. “Begitu dilihat, rupanya atap teras lantai rumah sudah hancur,” ungkapnya.
Menurutnya, kejadian serupa juga berimbas ke rumah warga lainnya yang ada di Jalan Jeruk. Hanya saja kerusakan yang dialami tak separah dengan kerusakan atap di rumahnya.
“Rupanya adik ipar saya juga sempat melihat ada atap rumah warga yang terbang. Kalau atap rumah saya ini cuma belipat sengnya,” jelasnya. Anehnya, atap rumah warga yang kena tidak merata. Karena setelah rumahnya, angin puting beliung sepertinya langsung menyebrang ke rumah warga lainnya.
“Saya pun tidak tahu persis kejadiannya, karena sewaktu kejadian kami semua di dalam rumah. Hanya saja, sebelah rumah saya ini tidak kena, justru nyebrang ke rumah warga lainnya,” tuturnya.
Sementara korban puting beliung lainnya, Karnadi mengatakan, sebelum kejadian dia bersama istrinya sempat mengambil pakaian di jemuran lantai dua rumahnya.
“Karena sewaktu hujan deras, angin sangat kencang. Lalu saya bersama istri mengambil jemuran. Baru saja mengambil beberapa helai pakaian, tiba-tiba ada sesuatu yang roboh dari atap lantai dua,” katanya.
Sehingga, pengambilan jemuran pakaian tak sempat diselesaikan karena khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. “Terlalu cepat kejadiannya, beruntung istri saya tak sampai ketimpa kayu,” ujarnya.
Dia pun mengaku heran, karena kejadian seperti ini sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi.
Dia pun bersyukur, dari kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Hanya saja kerugian materil yang dia alami ada sekitar belasan juta rupiah. (tim )