Kubu Raya, BorneOneTV_Bentangan dua layar putih Kapal Wangkang yang bertuliskan kaligrafi mandarin, Yi Fan Feng Shun pada layar depan dan Shun Feng De Li terukir di layar belakang. “Selamat jalan, mudah rezeki terus berjalan lurus mengikuti angin,” begitulah makna filosofisnya mengiringi Replika Kapal Guang Shun Xing yang tertera dilambung kapal membawa para arwah menuju alam baka, Rabu (2/9).
Replika kapal wangkang yang dibuat oleh Pengurus Yayasan Bhakti Suci ini dengan panjang Kapal 21,67 meter, lebar kapal 3,6 meter dan tinggi kapal 1,15 meter yang sudah ditumpangi para arwah dengan segala bekalnya pun ikut dibakar. Asapnya akan membubung ke udara menuju langit, menuju nirwana bersama para arwah.
Prosesi pembakaran replika kapal Wangkang ini merupakan akhir dari ritual sembahyang kubur musim Qiu Ji yang telah dilakukan selama dua pekan oleh warga Tionghoa sebagai ritual untuk menghormati leluhur.
Didalam replika kapal Wangkang ini juga berisi beragam sesaji ada di dalamnya seperti makanan pokok. Benda-benda serba tiruan juga ikut diangkut di dalamnya. Mulai dari uang, pakaian, barang-barang elektronik.
Mereka yakin, benda-benda yang telah didoakan ini akan dipakai oleh para arwah kelak sesampainya di nirwana. Di buritan kapal juga dibuat miniatur kelenteng dan perlengkapan sembahyang.
Ada juga orang-orangan yang dibuat menyerupai kapten kapal dan para anak buah kapal. Semua dibuat seperti layaknya kapal asli.
Sebelum kapal dibakar para pengurus YBS, terlebih dahulu mengadakan ritual sembahyang di depan kapal Guang Shun Xin.
Sambil membakar hio, doa-doa khusus mereka panjatkan. Mereka berdoa agar arwah-arwah yang tidak diurus para keluarga dan masih berada di bumi, bisa diantar menuju alamnya.
Menurut Ketua Panitia, Ahok Angking, pembakaran replika kapal Wangkang yang dilaksanakan ini merupakan kegiatan rutin tahunan dalam bidang keagamaan Yaitu Perayaan Sembayang Leluhur Musim Gugur ” Chit Gwe Pua ” yang banyak dikenal dengan sebutan ” Pembakaran Replika Kapal Wangkang,” kata Ahok Angking.
Di dalam Kapal wangkang itu, telah dibekali berbagai perlengkapan makan dan minum dan pakaian serta kebutuhan manusia pada umumnya. Ada makanan pokok, buah-buahan, pakaian, hingga uang yang terbuat dari kertas.
“Kapal dengan awak dan nakhodanya disiapkan mengantar para arwah menuju alam baka,” jelasnya.
Dikatakannya, kapal wangkang yang sudah ditumpangi para arwah dan segala bekalnya pun dibakar. Asapnya akan membubung ke udara menuju langit, menuju alam baka bersama para arwah. (Lay).