banner 120x600

Sibelia Hanya Bisa Pasrah, Dimana Perhatian Pemerintah ?

banner 120x600

Mempawah, BorneOneTv.com_Yusnira seorang gadis belia tinggal bersama keluarga di Rt.01 Rw.07 Desa Peniti Besar Kecematan Segedong hanya menghabiskan hari – harinya didalam rumah yang semua pintunya harus ditutup atau dipagar, jika tidak gadis berkebutuhan khusus itu bisa saja keluar dan pergi meninggalkan rumah.

Yusrina yang berusia 17 tahun ini sedari kecil memang berbeda dari anak pada umumnya, usianya memang telah bertambah namun sifat masih seperti anak -anak.

Kelainan mental inilah yang membuat sang ibu,Atika tak bisa jauh dari putrinya itu,semua kebutuhan anak harus di urus oleh ibu bahkan untuk menganti popok.

Sambil membelai lembut putrinya itu, seolah menahan lirih dihati suara getar seorang ibu menceritakan kisahnya kepada BorneOne Rabu (9/12/20) pagi.

“dia (Yusrina) dari kecil memang sudah ada kelainan tapi lahirnya normal tapi waktu masih bayi sering kena step” Kata Atika.

Ketika diperiksa menurut dokter, yusrina mengalami gangguan saraf.

“kata dokter udah sampai kena saraf otaknya” sambung Atika.

Iapun juga telah melakukan bebagai upaya dalam penyembuhan putrinya itu namun semua upaya itu belum membuahkan hasil.

“dulu sering dibawa terapi,pengobatan medis hingga pengobatan alternatif” jelasnya.

Ekonomi yang sulit memperparah keadaan,hingga membuatnya tak berdaya dan pasrah melihat putrinya dalam keadaan demikian.

Sebelumnya Atika sempat mengajuakan permohonan bantuan kepada dinas sosial untuk anaknya yang beekebutuhan khusus itu,namun hingga kini sepeserpun tak pernah ada bantuan untuk Yusnira dari pemerintah yang diterimanya.

“dulu (tahun 2010) mengajukan berkas permohonan bantuan ke dinas sosial,tapi sampai hari ini tidak ada tanggapan” tambah Atika.

Atika berharap adanya bantuan dari pemerintah ataupun para dermawan untuk membantu putrinya itu,sebab penghasilan yang yang tak seberapa dari berjualan kue dari rumah kerumah hanya cukup untuk makan sehari,sedangkan suaminya hanya bekerja diladang sebagai petani padi.

Ady

%d blogger menyukai ini: