banner 120x600 banner 120x600

Balai Besar Tana Bentarum Bersama YPOS Sosialisasikan African Swine Fever (ASF) Masyarakat Sekitar Taman Nasional Betung Kerihun

banner 120x600

Jumat, 11 Juni 2021

Kapuas Hulu, BorneOneTv.com- Datah Diaan, 10 Juni 2021. Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) bersama YPOS adakan kegiatan sosialisasi penyakit African Swine Fever (ASF) kepada masyarakat sekitar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) di Rumah Adat Ma’ Suling Desa Datah Diaan,m Kecamatan Putussibau Utara.

African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit virus hemoragik yang menjangkiti babi domestik dan babi liar dari semua umur dan jenis kelamin dengan tingkat fatalitas kasus hingga 100%. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, mengancam ketahanan pangan dan perdagangan yang aman serta menjadi tantangan produksi babi yang berkelanjutan di negara-negara tertular.

Kegiatan sosialisasi ASF bertujuan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai ASF dan mekanisme penanganannya yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Dalam kesempatan ini, Bupati Kapuas Hulu yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Kapuas Hulu Petrus Kusnadi, S.Sos, M.Si. menyampaikan himbauannya terkait dengan penyakit ASF. “Penyakit ini sangat berbahaya bagi babi hutan, sehingga diperlukan adanya deteksi dini, lapor dini dan respon dini berupa surveilans pada habitat babi hutan, perlu kerjasama lintas sektor antara Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran ASF” ujarnya.

Penyampaian paparan mengenai ASF ini disampaikan oleh drh. Victor Vernandes, selaku Ketua Pengurus/Manager YPOS dan juga berprofesi sebagai dokter hewan, yang menyampaikan akan bahaya penyakit ASF ini, sehingga diperlukan mekanisme penanganan khusus yang diperlukan peran serta masyarakat guna mencegah penyebaran penyakit ini pada babi hutan didalam Kawasan TNBK.

“Penyakit ini sangat menular dengan tingkat morbiditas mencapai 100%, selain itu virus ini juga adaptif terhadap perubahan lingkungan, tahan disinfektan, sulit dikendalikan dan belum ada vaksinnya. ASF termasuk kedalam penyakit non zoonotik dan dapat menyerang semua jenis babi pada semua rentang usia” jelas Victor.

Kegiatan ini disambut baik oleh Pak Markus Jaraan, selaku Kepala Desa Datah Diaan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat akan bahaya dari virus ASF, sehingga kami bisa melakukan upaya pencegahan guna mengurangi jumlah kematian babi hutan di dalam Kawasan TNBK, karena babi hutan menjadi salah satu satwa buruan masyarakat” ungkapnya. “ Kita sangat khawatir jika masyarakat mengonsumsi daging babi hutan yang terkontaminasi virus ASF ditakutkan dapat membahayakan kesehatan masyarakat juga” tambah Markus.

Ir. Arief Mahmud, M.Si., selaku Kepala Balai Besar TaNa Bentarum menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. “ Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus ASF pada populasi babi hutan di Kawasan TNBK” ungkapnya.

(Tim)

%d blogger menyukai ini: