banner 120x600

Pandemi Covid-19, Warga Sepi Mandi Wu

banner 120x600

Senin, 14 Juni 2021

Pontianak, Borneonetv.com- Warga Tionghoa merayakan Tradisi mandi Wu Shi/Mandi Tengah Hari di tepian Sungai Kapuas jalan Selat Bali, Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara, Senin,  (14/ 6/ 2021).

Tradisi mandi Wu Shi adalah tradisi orang Tionghoa yang merupakan bagian dari perayaan Duan Wu Jie, yaitu tradisi makan kue Bak Cang dan mandi di sungai pada tengah hari.

Namun, Tradisi mandi Wu Shi/Mandi Tengah Hari di tepian Sungai Kapuas tahun ini tidak seramai beberapa tahun lalu karena situasi masih dalam Pandemi Covid-19 dan banyak warga yang tidak ikut dalam tradisi mandi Wu Shi.

Perayaan Duan Wu merupakan tradisi turun menurun untuk mengenang dan menghargai Qu Yuan, seorang Menteri Besar pada zaman Peperangan 403 Sebelum Masehi (SM) hingga 231 SM. Quan Yuang sangat loyal terhadap Kerajaan Chu termasuk Raja Cho Hwai Ong.

Pada zaman itu, Menteri Besar Quan Yuang berhasil menyatukan 6 dari 7 negeri di bawah kekuasaan Kerajaan Chu. Prestasi ini justru membuat iri para menteri lain. Pendek katanya, Quan Yuang pun difitnah.

Qu Yuan dibuang ke daerah danau Tong Ting, dekat sungai Mi Luo (sekarang berada di Provinsi Yunan, China). Di tempat pengasingannya itu, Qu Yuan mendengar kabar 6 negeri yang ditaklukkannya kini telah jatuh ke tangan Negeri Qin. Setelah dirundung kebimbangan dan kesedihan, beliau memutuskan menjadikan dirinya yang telah tua itu biarlah menjadi tugu peringatan bagi rakyatnya.

Ketika itu kebetulan ialah saat hari suci Duan Wu, beliau mendayung perahunya ke tengah-tengah sungai Mi Luo, lalu dinyanyikan nya sajak-sajak ciptaannya yang telah dikenal rakyat sekitarnya, yang mencurahkan rasa cinta tanah air dan rakyatnya. Rakyat banyak tertegun mendengar semuanya itu.

Pada saat itu beliau sampai ke tempat yang jauh dari kerumunan orang, beliau melompat ke dalam sungai yang deras alirannya dan dalam itu, persis pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Beberapa orang yang mengetahuinya segera berusaha menolongnya, tetapi hasilnya nihil, jenazahnya pun tidak diketemukan.

Seharian kawan Qu Yuan yang seorang nelayan, dengan menggunakan perahu-perahu kecil mengerahkan kawan-kawannya mencari, tapi hasilnya sia-sia belaka.

Kejadian mencari jasad Menteri Besar Qu Yuan itu lah di masa sekarang diperingati di beberapa negara dengan perlombaan Perahu Naga dan mandi Duan Wu.

Tidak ditemukannya membuat rakyat yang mencintainya menjadi cemas. Kaum perempuan waktu itu membuat Bak Chang atau Kue Cang, yang terbuat dari nasi atau beras yang dibungkus dengan daun daunan. Bak Cang itu lalu di tebar ke dalam Sungai Mi Luo.

Tujuannya waktu itu kalau ikan-ikan dan naga yang diyakini menghuni Sungai Mi Luo kekenyangan tentu tidak mau lagi memakan jasad Qu Yuan. Makanya pada Perayaan Duan Wu, sering disertai dengan menyantap bersama Bak Cang atau Kue Chang.

Peristiwa Menteri Quan Yang terjun ke Sungai Mi Lou tersebut bertepatan dengan Hari Raya Duan Wu juga disebut Twan Yang. “Twan” berarti lurus, terkemuka, terang, yang menjadi pokok atau sumber, dan “Yang” artinya sifat positif atau matahari.

Jadi Twan Yang ialah saat matahari memancarkan cahaya paling keras. Hari Raya ini dinamai pula Duan Wu. “Wu” artinya saat antara jam 11.00 sampai dengan 13.00 siang.

Orang-orang percaya bahwa rebusan obat-obatan yang dipetik pada saat itu akan besar khasiatnya. Karena letak matahari tegak lurus, orang percaya telur ayam pun bila ditegakkan saat itu akan dapat berdiri tegak lurus. (L4Y).

%d blogger menyukai ini: