Sabtu, 23 Oktober 2021
Sambas, BorneOneTV.com- Tinggi nya Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berdampak signifikan kepada Nelayan maupun Pemilik Kapal yang ada di Kecamatan Pemangkat, Sekitar 50 lebih Kapal Nelayan yang ada dipelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat tidak bisa Melaut, Pemangkat, Sambas, Kalbar, Sabtu, (23/ 10/ 2021).
Tinggi nya Tarif PNBP yang ditertuang dalam PP 85 2021, memberi kan dampak kepada Nelayan, maupun Pemilik Kapal, sehingga tidak sanggup untuk memperpanjang ijin Kapal, yang mengakibatkan Kapal tidak bisa Melaut.

Seperti Yang disampaikan Nelayan Kabupaten Sambas, MAKHFUD, mengungkapkan, jika PP 85 2021, beserta turunan nya tidak segera dicabut ataupun Revisi, maka sangat berdampak sekali kepada kami sebagai Nelayan, Ungkap Makhfud.
Tingkat Kenaikan PNBP yang cukup tinggi, para pemilik kapal tidak bisa memperpanjang ijin kapal , Kemungkinan Ribuan kawan- kawan yang berkerja sebagai Nelayan akan menganggur, anak-anak kami Putus sekolah, Kami berharap kepada Pemerintah, agar bisa mendengar apa yang kami sampaikan dan kami Rasakan, Ungkap Makhfud.

Demikian juga, apa yang disampaikan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( HNSI) Kabupaten Sambas, Juniardi, terkait dengan diterbitkannya PP 85 2021 beserta turunannya, banyak kapal Nelayan yang ijinnya sudah mulai habis tidak bisa diperpanjang, akibatnya berdampak kepada kawan-kawan Nelayan, paska kita melakukan aksi damai, kita mendapat informasi bahwa Mentreri dalam waktu dua Minggu kedepan akan merubah peraturan tersebut, namun hingga hari ini belum ada perubahan, kami berharap kepada Pemerintah Pusat untuk segera menyikapi persoalan yang dirasakan kawan- Nelayan, Ungkap Juniardi, Sabtu, (23/10/2021).
Banyak pengangguran, Pemilik Kapal bukan tidak mau memperpanjang ijin kapal, Namun Mereka tidak mampu lagi untuk membayar, dalam waktu dekat mungkin puluhan kapal Nelayan tidak bisa memperpanjang ijin nya. kalau peraturan ini tetap di pertahan kan, tidak tertutup kemungkinan, banyak terjadi pengaguran yang ada di kabupaten Sambas, belum lagi daerah lain, tutup Juniardi.
(Dedi Anggara)