Sintang, BorneOneTV.com- Nawacita presiden joko widodo untuk membangun dari pinggiran khusus infrastruktur di daerah perbatasan mulai dari balai karangan – kec ketungau hulu – ketungau tengah sampai ke kab kapuas hulu sudah dilaksanakan, melalui komisi V DPR RI dan dinas pupr ratusan milyar dana di kucurkan untuk pekerjaan jalan pararel perbatasan setiap tahunnya
Pada tahun 2019 di anggarkan dana sebesar 350 milyar dengan pekerjaan jalan dari balai karangan sampai desa semareh dengan panjang ruas jalan 120 km namun di lapangan hanya di kerjakan sekitar 30 km saja sebagai pelaksana di lapangan PT Conbloc. Pemerintah pusat sudah juga sudah anggarkan dana 8M s/d 12M pertahun untuk perawatan jalan pararel perbatasan tersebut
Andreas salah satu putra perbatasan yang lebih di kenal dengan sebutan panglima asap sangat menyesalkan kepada pihak pelaksana di lapangan yang tidak becus melaksanakan proyek jalan perbatasan, dana yang sudah begitu besar di kucurkan oleh pemerintah untuk membangun perbatasan namun oleh pihak pelaksana di lapangan di kerjakan asal asalan bahkan jauh dari target yang sudah di tentukan, contohnya ruas jalan yang di bangun seharusnya 126 km yang di kerjakan hanya 30 km saja hal ini tentu sangat merugikan kami warga perbatasan. 2019 sampai 2020 sepanjang 126 km dari balai sampai semareh seharusnya sudah dikeraskan oleh PT Conbloc namun kenyataan di lapangan sangat jauh dari harapan warga perbatasan kemana satuan kerja yang di pimpin oleh bapak Asep tidak melakukan pengawasan dengan benar di lapangan..?
Kemana satnaker pupr yakni pak Asep, sampai bisa kecolongan ruas yang seharusnya di kerjakan 126 km hanya terealisasi 30 km ada apa ini…? Kami minta pak Asep selaku satnaker pupr wilayah Kalbar harus bertanggung jawab, sebab kami warga perbatasan sangat dinrugikan dalam hal ini dimana seharusnya sudah menikmati jalan yang baik dan layak, karena ketidak becusan pihak satnaker pupr dalam pengawasan sehingga jalan tersebut tidak selesai dikerjakan oleh pihak kontraktor.
Dana perawatan yang dilakukan kucurkan setiap tahun antara 8M sampai 12M yang di kerjakan oleh PT aroni seharusnya jalan perbatasan tersebut tidak ada titik titik yang rusak namun kenyataan di lapangan hampir sepanjang jalan kita lihat lobang dan berlumpur di mana mana, terus apa yang mereka ( PT aroni ) kerjakan di lapangan, sementara menurut sumber kita di lapangan bahwa alat mereka standby di Minggu gelombang dan desa Raden jaya tanpa melakukan aktivitas apapun.
Komisi V sudah berbuat sangat maksimal dengan menganggarkan ratusan milyar setiap tahunnya untuk bangun daerah perbatasan namun pelaksana di lapangan yang tidak genah dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, jadi kalau ada anggapan bahwa pak Lasarus ketua komisi V tidak berbuat untuk perbatasan itu tidak benar..!!, Pungkas Andreas sang p5 asap.
( tim )