Lahan Kritis di Kalbar Cukup Tinggi,Tenaga Ahli Menteri LHK Bersama Masyarakat Lakukan Pemulihan Lahan

banner 120x600

Sanggau,BorneOneTV-Luas Lahan Kritis di Provinsi Kalimantan Barat masih cukup tinggi. Hal tersebut berdasarkan dari data SK Menteri Kehutanan SK.733/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014, bahwa luas Kawasan hutan Provinsi Kalimantan Barat seluas kurang lebih 8,4 juta Ha, atau kurang lebih 57% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, sementara luas lahan kritis Dalam Kawasan Hutan (sesuai update data LK BPDASHL Kapuas tahun 2020), seluas 969.232 Ha.

Dengan kondisi tersebut, upaya pemulihan lahan kritis wajib dimengoptimalkan pengelolaannya, salah satunya melalui kegiatan RHL (Rehabilitasi Hutan dan Lahan) dan penghijauan,”Ucap Taruna Jaya, Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di acara penanaman rehabilitasi hutan dan lahan di Desa Sejuah, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Sabtu (15/10/2022).

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di Desa Sejuah dilakukan oleh Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama masyarakat setempat dan Kelompok Tani Pelestarian Adat Budaya Ensangi, Sumpua.

Kepala Desa Sejauh, Camat Kembayan, Kapolsek Kembayan, Danramil Kembayan, para aktivis lingkungan dari Solidaridat, Pemuda Pancasila, pihak swasta, KPH Sanggau Timur, jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta elemen masyarakat lainnya juga ikut secara bergotong royong ikut memulihkan lingkungan hidup dan kehutanan.

Dalam kesempatanya Taruna mengatakan, Kementerian LHK menaruh perhatian besar atas pemulihan lingkungan hidup dan kehutanan di Provinsi Kalimantan Barat dan menjadi prioritas pembangunan, mengingat mengingat posisi geografisnya yang sangat strategis, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Staregi Pembangunan Kementerian LHK tahun 2020 – 2024.

“Diharapkan kegiatan ini juga dapat menciptakan lingkungan yang mampu menyangga kehidupan sosial dan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat,”terang Taruna.

Taruna menjelaskan, bahwa ekosistem hutan mempunyai peranan penting sebagai fungsi ekologis untuk pengatur tata air (green dam), penghasil oksigen, tempat hidup dan berkembangbiaknya satwa, dan pengatur sistem kehidupan lainnya

“Terganggunya siklus ekosistem di dalam dan luar kawasan hutan sangat berdampak serta dapat menimbulkan kerugian material bagi masyarakat. Seperti misalnya terjadi gagal panen akibat dari serangan hama belalang yang telah merusak sebagian lahan-lahan pertanian jagung milik masyarakat di provinsi NTT beberapa waktu lalu.

Upaya dan komitmen bersama untuk pemulihan luas kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat sudah harus dilakukan, agar tidak menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bencana banjir, longsor, dan kekeringan.

Untuk itu, berbagai skema rencana pemulihan malalui Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) telah disusun oleh Kementerian LHK melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan, diantaranya melalui Rehabilitasi Hutan dan Lahan di dalam kawasan lindung melalui pola RHL Intensif dan pola agroforestry, Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Kebun Bibit Desa (KBD), Bibit produktif penghasil HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) dan Bibit-bibit lain dari produksi 2 persemaian BPDAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) Kapuas yaitu Persemaian Sei Selamat di Kota Pontianak dan Persemaian Kelaki di Kabupaten Melawi, serta upaya pemulihan kawasan pesisir juga dilakukan melalui rehabilitasi hutan mangrove, pengembangan dan penguatan kelembagaan forum koordinasi DAS, dan kelompok kerja mangrove daerah.

“Dan di tahun 2022 ini, sudah dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 840 Ha serta pemeliharaan RHL Mangrove Tahun Pertama (P1) seluas 50 Ha oleh Kementerian LHK di Provinsi Kalimantan Barat,”kata Kepala Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kapuas Remran menerangkan.

Lanjut katanya, selain itu juga dilakukan pembuatan bangunan konservasi tanah dan air berupa dam penahan sebanyak 20 Unit dan Gully Plug sebanyak 40 unit, serta KBR sebanyak 52 unit, Kebun Bibit Desa (KBD) sebanyak 3 unit, bibit produktif (HHBK) sebanyak 700.000 bibit, dan bibit dari produksi persemaian yang dibagikan secara gratis untuk ditanam masyarakat sebanyak  120.000 batang,”terang Remran.

Remran juga mengucapkan terima kasih atas dukugan warga terhadap program dan kegiatan-kegiatan pemulihan lingkungan (RHL, KBR, dan Bibit Produktif) di Provinsi Kalimantan Barat,”ucapnya.

Remran mengajak agar masyarakat untuk terus menanam dan memelihara pohon. “Semoga upaya bersama ini memberikan hasil terbaik bagi pemulihan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kalimantan Barat,’’ harap Remran.

Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ariyanto juga mengajak masyarakat untuk bahu membahu memulihkan lingkungan melalui rehabilitasi hutan dan lahan untuk masa depan bangsa dan anak cucu.

“Seperti yang kita lakukan pada hari ini, semua elemen masyarakat, LSM, ormas, aparat keamanan, dan pemerintah bersatu padu dan bergotong royong menjaga alam kita tercinta ini. “Kalua kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita,”tutur Ariyanto.

Upaya dan keseriusan Kementerian LHK melaksanakan RHL di lahan kritis melalui berbagai upaya tidak akan berhasil optimal apabila tidak mendapat dukungan dari segenap pemangku kepentingan di Provinsi Kalimantan Barat.

Untuk meningkatkan dukungan segenap masyarakat, KLHK telah melaksanakan aksi korektif dari kegiatan RHL dengan memperhatikan dan melaksanakan berbagai pendekatan terutama penyesuaian pada kondisi lahan dan sosekbud masyarakat setempat, sejalan  dengan empat pilar pembangunan KLHK, yaitu pilar lingkungan, pilar ekonomi, pilar sosial dan pilar tatakelola, serta Corective action dari kegiatan RHL,  peraturan Menteri LHK  telah memungkinkan pemilihan jenis tanaman dan pola RHL yang sesuai keinginan masyarakat dan kondisi lahan.

Ariyanto berharap, kegiatan RHL selain mampu memulihkan hutan dan lahan secara ekologi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan,”harapnya.

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di Desa Sejauh mendapatkan apresiasi dari warga. Kepala Desa Sejauh, Buder mengucapkan terimakasih terkait pelaksanan program RHL di Desa Sejauh.

“Ia berharap agar wilayahnya dapat diakomodir menjadi areal Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Desa,”pintanya. (Dodi).

%d blogger menyukai ini: