Sambas, BorneOneTV.com- Masih dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia Kodim 1208/Sambas menggelar beberapa lomba yang dilaksanakan di lapangan Makodim 1208/Sambas Jalan Tabrani Desa Kumbang Kec. Sambas Kab. Sambas Jumat sore (18/8/23).
Pasi Pers Letda Inf Siswanto selaku Panitia Lomba mengatakan, beberapa lomba yang dilakukan yakni untuk ibu-ibu lomba bola dangdut, untuk anak2 lomba balap karung bawa kelereng menggunakan sendok, makan kerupuk serta bapak2 lomba balap karung juga minum susu menggunakan dot bayi dan banyak permainan seru lainnya, ungkapnya
Adapun rangkaian lomba yang dipertandingkan Masing-masing lomba diikuti oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang LII Kodim 1208/Sambas beserta pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Cabang LII dan di ikuti peserta anak-anak.
Komandan Kodim 1208/Sambas Letkol Czi Priyo Hendrarto S. I. P dan anitia Staf Pers mengucapkan terima kasih atas pertisipasi sehingga rangkaian kegiatan lomba dalam rangka HUT RI ke-78 dapat berjalan aman kondusif hingga selesai perlombaan, tandasnya.
Dandim mengatakan, kegiatan ini untuk memeriahkan HUT RI ke-78 yang jatuh pada 17 Agustus 2023, “Jadi, gebyar lomba ini sengaja di gelar untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78,” kata Letkol Priyo.
Secara umum, Letkol Czi Priyo menambahkan “tradisi-tradisi dari bangsa Nusantara ini tidak lepas dari nilai. Hampir semua yang menjadi kebiasaan masyarakat, memiliki nilai-nilai luhur yang terselip di dalamnya”
Ia menuturkan, Pengemasan dalam bentuk permainan, bahkan dilombakan, menunjukkan kecerdasan para leluhur Nusantara dalam pola penanaman nilai-nilai tertentu kepada anak cucunya, sehingga generasi muda tidak merasa dipaksa mengerjakan, bahkan dilakukan dengan penuh keriangan serta kemeriahan, imbuhnya.
” Nilai umum lainnya dalam lomba-lomba 17-an itu adalah memupuk kebersamaan dan budaya kerja sama yang menjadi fondasi utama saat bangsa kita dulu berjuang mengusir penjajah,
Karena itu tradisi-tradisi dalam lomba 17 Agustus itu juga pasti mengandung makna yang hendak diajarkan oleh sesepuh atau bahkan leluhur terdahulu kepada generasi saat ini. Makna-makna itu menjadi modal untuk diaktualkan dalam Gebyar Lomba saat ini,” pungkasnya.
(Dedi Anggara)