Sambas, BorneOneTV.com- Jembatan Gantung Limau Manis yang diresmijkan 3 ( tiga) bulan yang lalu, menyisakan cerita dari kepala Desa dan masyarakat Seranggam, Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas, Kalbar, Rabu (1/11/2023)
Diketahui Pembangunan Jembatan Gantung Limau Manis menggunakan uang Negara yang bersumber dari dana APBN Tahun 2022. Dengan nilai kontrak Rp. 5.046.169.000,00, dikerjakan melalui Kementerian Dan Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jendral Bina Marga ( Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Barat ) dengan sistem kontrak kontrak tahun jamak (Multy Years Contrack).
Masyarakat Desa Seranggam, Karmahan, menyampaikan bahwa perahu bangkungnya di sewa oleh pihak pelaksana dikegiatan Pembangunan Jembatan Gantung Limau Manis, karena Perahu Saya mengalami kerusakan, biaya perbaikan kerusakan Perahu yang di janjikan sebesar Rp. 500.000, ( lima ratus ribu rupiah) oleh pelaksana kegiatan, namun hingga sekarang belum terealisasi, mungkin Meraka menganggap kecil nilai uang tersebut, tapi sangat besar nilainya bagi kami, Desa Seranggam, Rabu (1/11/2023).
Masyarakat Desa Seranggam, Idang, menyampaikan, bahwa pelaksana pernah menjanjikan bahwa sewa lahan untuk menyimpan material, dengan perjanjian Rp. 7.500.000,( tujuh juta lima ratus rupiah) baru di bayangkan Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah), terus sewa perahu bangkung belum terbayarkan, ketika ditanyakan kepada Penyelenggara, di arahkan kepada orang yang lama mengurus. Karena ada kerusakan pada perahu bangkung saya, maka saya minta uang untuk perbaikan, namun di abaikan. Saya berharap kepada penyelenggara untuk segy menyelesaikan sangkutannya, terus gudang yang rusak yang dijanjikan mereka untuk diperbaiki, Desa Seranggam, Rabu (1/11/2023).
Kepala Desa Seranggam, Rahmat, mengungkapkan bahwa paska pekerjaan Jembatan Gantung Limau Manis memiliki dampak kerusakan pada jalan Desa Seranggam kurang lebih sekitar 20 meter, bahkan terjadi banyak keretakan di Pondasi jembatan tersebut, Seranggam, Rabu (1/11/2023).
Jembatan Gantung Limau Manis tersebut adalah penghubung Desa Seranggam kecamatan Selakau Timur dengan Desa Parit Kongsi, Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.
Jalan yang mengalami kerusakan sebenarnya dulu merupakan Jalan beton beraspal. kemudian diperintahkan oleh pihak Balai untuk segera mengecor ulang.
Nah kemarinkan pelaksana juga menyampaikan kepada kita selaku pemerintah Desa, bahwa ini akan dicor ulang sesuai dengan volume yang dulunya, tapi sampai sekarang tidak pernah terealisasi dan pemerintah Desa selalu intensif menyampaikan perihal ini kepada pihak Balai, tapi pihak Balai tidak ada respon sama sekali, bahkan sampai detik ini mungkin sudah diperkirakan sekitar 3 bulanan.
Rahmat juga menyampaikan setelah diresmikan jembatan gantung ini pihak dari pelaksanaan pun juga tidak pernah merealisasikan janjinya, padahal ini bukan permintaan kita, permintaan dari pihak Pemerintah Desa, tetapi ini adalah permintaan dari pihak Balai yang disampaikan kepada pihak pelaksana dan pihak pelaksanaan menyampaikan sendiri langsung kepada Pemerintah Desa, sampai sekarang semuanya memberikan Harapan Palsu, Jelas Rahmat.
Jalan tersebut kalau musim hujan kondisi begitu becek dan berlumpur karena kita lihat bahwa dasar betonisasi nya sudah hilang karena di akibatkan dari pengerukan alat berat. Karena pada saat Proyek berlangsung, jalan tersebut merupakan tempat penumpukan material dan alat berat excavator bermanuver jsetiap harinya.
Kepala Desa Seranggam, Rahmat juga menambahkan bahwa pada saat proyek pembangunan Jembatan Gantung Limau Manis tersebut diduga bermalasah, Pasalnya dalam pengerjaan proyek tersebut pihak pelaksana tidak menggunakan cerucuk di bagian dasar pondasi, sehingga menimbulkan banyak keretakan.
Dan kita juga tahu bahwa kemarin dalam pengerjaan turap batu kali, seperti yang disampaikan oleh warga setempat bahwa semua Pondasi jembatan tidak ada menggunakan cerucuk di dasar pondasi bawahnya, baru kali hanya dipasang begitu saja sehingga banyak retakan-retakan.”ungkap Rahmat.
Untuk menutupi keretakan tersebut, pihak pelaksana hanya menempelkan semen, sehingga tidak maksimal masa pemeliharaan nya.
Kita lihat sendiri, banyak keretakan dikarenakan pondasi dari batu kali ini tidak kokoh, tidak kuat, termasuk juga kita bisa saksikan di sebelah sana banyak keretakan-retakan.
Kita ketahui, pelaksana hanya menutup permukaan lapisannya, tidak ada dampak yang maksimal dalam perawatan. ungkapnya.
Jembatan ini setiap hari dipergunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas, termasuk anak-anak sekolah dalam menuntut ilmu di wilayah Desa seragam, karena Desa seragam ada SMP Negeri dan juga ada SMK Negeri, Tutup Kades Seranggam. (Bersambung)
( Dedi Anggara)