Pontianak, borneonetv.com – Angka kematian ibu dan bayi merupakan dua indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan di suatu negara. Di Indonesia dua hal ini menjadi perhatian pemerintah karena angka kematian ibu dan bayi di Tanah Air masuk peringkat tiga besar di ASEAN. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, dr. Lovely Daisy, M. K. M., pada acara temu media dalam rangka hari prematur sedunia pada 15 Desember 2023
Berkaca dari dari itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Kalimantan Barat, dr. Erna Yulianti mengajak para tenaga kesehatan (nakes) untuk ikut andil menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), hingga membantu menurunkan angka Stunting di wilayah Kalimantan Barat.
Hal tersebut diungkapkan Kadiskes saat membuka kegiatan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan Tahun Anggaran 2024, bertempat di Aula Husada Khatulistiwa Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, pada Senin (13/05/2024).
“Berkenaan dengan ini, saya meminta agar setiap nakes juga ikut ambil peran dalam mendukung program penurunan AKI dan AKB, sekaligus dalam membantu menurunkan angka stunting di wilayah Kalbar sesuai target nasional,” ungkap dr. Erna disela kegiatan yang diikuti oleh ratusan nakes tersebut.
Disamping itu, dr. Erna juga mengajak agar momen Uji Kompetensi ini dijadikan ajang pembuktian bagi para nakes, sesuai dengan bidang yang digeluti masing-masing. Mengingat, uji kompetensi ini yang juga akan menjadi bahan penting sebagai acuan pertimbangan untuk pengangkatan kedalam jabatan fungsional kesehatan.
Lebih lanjut dirinya juga menekankan pentingnya diadakan uji kompetensi bagi setiap nakes adalah untuk menilai kemampuan kinerja setiap nakes yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja mutlak yang diperlukan dalam menjalankan tugas jabatan yang diemban.
“Sehingga dalam melaksanakan tugas, tiap nakes tentu perlu meningkatkan pengetahuan yang sesuai dengan standar teoritis sesuai kompetensi masing-masing, serta memerlukan penugasan khusus secara substansial menurut tingkat keahlian pada bidang tertentu,” pesan Kadiskes.
Lewat giat serupa, dirinya berharap agar setiap nakes mampu menyesuaikan kompetensi diri dengan tuntutan perkembangan jenis pekerjaan sesuai profesi fungsional dimasa mendatang.
“Hal ini perlu saya ingatkan agar setiap nakes yang mengikuti uji kompetensi nantinya memiliki ketajaman pemikiran yang terspesialisasikan berdasarkan bidang kompetensi masing-masing secara profesional,” tutupnya.
Sebagai informasi, kegiatan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan ini diikuti oleh sebanyak 505 nakes dari berbagai daerah, diantaranya 14 Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat, Kabupaten Natuna, Kabupaten Sukamara, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 20 jenis jabatan fungsional kesehatan yang berbeda-beda. Diantaranya Administrasi Kesehatan, Apoteker, Asisten Apoteker, Bidan, Dokter (umum), Dokter Gigi, Epidemilog Kesehatan, Fisioterapi, Nutrisionis, Pembimbing Kesehatan Kerja, Penata Anestesi, Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat, Perekam Medis, Pranata Laboratorium Kesehatan, Psikolog Klinis, Radiografer, Sanitarian, Teknisi Elektromedis, Terapis Gigi dan Mulut. [Wahyu]