Bekasi, borneonetv.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha. Pernyataan tersebut disampaikan saat kuliah umum pada Pembukaan Pra Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara di Universitas Islam As Syafi’iyah, Bekasi, Jumat, (31/5/2024).
Menurut Bahlil jumlah PNS berkisar 4,28 juta pegawai itupun belum di kurangi jumlah pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dengan jumlah sebanyak 487,12 ribu orang atau sekitar 11%, sudah cukup membebani anggaran pemerintah baik di pusat ataupun di daerah sehingga dulu pernah muncul wacana moratorium penerimaan PSN. Bila di bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 280 juta jiwa maka peluang untuk menjadi entrepreneur sangat besar sekali.
“Peluang untuk menjadi pengusaha di bangsa ini masih sangat besar dibanding peluang menjadi PNS. Jumlah pengusaha kita baru 3,6 persen, negara maju itu harus double digit, Singapura sudah 11 persen, Amerika Serikat sudah 14 persen, Thailand-Malaysia sudah 6-7 persen,” ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan, untuk menjadi pengusaha sekarang tidak sulit, karena pemerintah menyediakan modal untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) sebesar 25 juta rupiah melalui kredit tanpa agunan dan izin usaha dapat diurus melalui Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
“Menjadi pengusaha di sektor hilirisasi bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Supaya setelah selesai kuliah, ketika kalian kembali ke daerah asal, perekonomian di sana sudah berkembang. Jangan semua menumpuk di Jakarta, karena jika kita semua menumpuk di Jakarta, tidak akan terjadi keseimbangan,” imbuhnya.
Guna mendukung mahasiswa untuk menjadi pengusaha, pada saat sesi tanya-jawab, Menteri Bahlil menjanjikan akan memberikan bantuan modal usaha untuk para mahasiswa yang telah memiliki usaha.
Di samping itu, Bahlil juga memberikan tips menjadi pengusaha kepada para mahasiswa. Menurutnya, pengusaha yang hebat itu adalah pengusaha yang memulai dari bawah, naik ke atas, jatuh, dan kemudian bisa bangkit lagi.
“Jadi, kalau kamu tanya tips saya, yang pertama adalah kamu harus berpikir besar, harus punya ide, dan mau mengeksekusi ide itu. Jangan pernah berpikir mau jadi orang hebat kalau cara berpikir kalian kecil. Dan tidak ada orang hebat yang mengambil risiko kecil. Selalu itu, orang hebat itu berpikir besar, bertindak besar, dan mengambil risiko besar,” ucapnya.
Bahlil melanjutkan, tips berikutnya adalah pengusaha harus memiliki karakter, yaitu harus bisa membedakan antara pendapatan pribadi dan pendapatan perusahaan. Tips selanjutnya adalah pengusaha harus memiliki komitmen dan harus bersikap jujur.
“Bisnis itu trust, kepercayaan. Jadi, apa yang kamu telah komitmenkan dengan teman kamu, partner kamu, klien kamu, kamu harus pegang komitmen itu dan eksekusi,” sambungnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara Wahyu Al Fajri menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Menteri Bahlil yang telah berkenan hadir untuk memberikan kuliah umum dan membagikan ilmunya
“Yang hadir di sini kurang lebih ada perwakilan 75 kampus dari 293 kampus PTNU di seluruh Indonesia. Semua yang hadir di sini adalah generasi muda NU, yang hadir di sini adalah mahasiwa nahdliyin. Artinya, Pak Menteri Bahlil adalah keluarga besar NU,” tambah Wahyu yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Universitas Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang.
Wahyu juga menyampaikan, menurut survei Indikator Politik Indonesia (IPI), tingkat kepuasan terhadap menteri investasi/BKPM mencapai 82,6 persen.
“ini prestasi Kakanda Bahlil yang sangat diingat oleh publik melampaui target realisasi investasi,” sambung Wahyu.
“Tujuan acara ini adalah adalah Pra Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara yang akan di laksanakan sekitar 4 bulan ke depan. Selain untuk perbaikan intern juga untuk memotivasi rekan-rekan mahasiswa lainnya agar punya semangat untuk memberi bukan untuk meminta kepada bangsa ini,” pungkasnya.